ABSTRAK Studi ini dirancang untuk meneliti kaitan jangka pendek dan jangka panjang antara pendidikan sekolah, inflasi, Pembentukan Modal Tetap Bruto PMTB dan kemiskinan dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia menggunakan data rangkaian waktu tahunan pada PDB konstan, PMTB, inflasi dan Angka Partisipasi Kasar APK SMP/MTs untuk periode tahun 1990 hingga 2014. Penggunaan APK SMP/MTs juga dimaksudkan untuk melihat penerapan program Wajib Belajar 9 Tahun selama ini dan hubungannya dengan PDB. Kointegrasi antara pendidikan sekolah, inflasi, PMTB dan kemiskinan dengan pertumbuhan ekonomi ditemukan dalam studi ini. Hasil studi ini juga mengkonfirmasikan keberadaan hubungan langsung antara pendidikan sekolah dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dalam jangka panjang tetapi tidak dalam jangka pendek, sehingga dapat dikatakan bahwa program Wajar 9 tahun memiliki hubungan langsung dengan PDB dalam jangka panjang. Ketidakstabilan makro-ekonomi karena inflasi menghambat PDB baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sebagai proksi dari investasi, PMTB memiliki hubungan langsung dengan PDB dalam jangka panjang dan pendek. Sementara untuk kemiskinan, signifikansi statistik dan hubungan terbalik antara PDB dan kemiskinan hanya ditemukan dalam jangka pendek.Studi ini dirancang untuk meneliti kaitan jangka pendek dan jangka panjang antara pendidikan sekolah, inflasi, Pembentukan Modal Tetap Bruto PMTB dan kemiskinan dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia menggunakan data rangkaian waktu tahunan pada PDB konstan, PMTB, inflasi dan Angka Partisipasi Kasar APK SMP/MTs untuk periode tahun 1990 hingga 2014. Penggunaan APK SMP/MTs juga dimaksudkan untuk melihat penerapan program Wajib Belajar 9 Tahun selama ini dan hubungannya dengan PDB. Kointegrasi antara pendidikan sekolah, inflasi, PMTB dan kemiskinan dengan pertumbuhan ekonomi ditemukan dalam studi ini. Hasil studi ini juga mengkonfirmasikan keberadaan hubungan langsung antara pendidikan sekolah dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dalam jangka panjang tetapi tidak dalam jangka pendek, sehingga dapat dikatakan bahwa program Wajar 9 tahun memiliki hubungan langsung dengan PDB dalam jangka panjang. Ketidakstabilan makro-ekonomi karena inflasi menghambat PDB baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sebagai proksi dari investasi, PMTB memiliki hubungan langsung dengan PDB dalam jangka panjang dan pendek. Sementara untuk kemiskinan, signifikansi statistik dan hubungan terbalik antara PDB dan kemiskinan hanya ditemukan dalam jangka pendek. ABSTRACT This study was aimed to analyse the short term and long term correlations among the school education, inflation, Gross Fixed Capital Formation and poverty against the economic growth in Indonesia by using Autoregressive Distribute Lag Method on the constant GDP, GFCF, inflation and Gross Enrolment Rate of Junior High Schools Islamic junior high school for period of 1990 to 2014. The use of Gross Enrolment Rate of Junior High Schools Islamic junior high school was also intended to observe the implementation of 9 year compulsory education programme after these while and its correlation with GDP. Co integration between the school education, inflation, GFCF and poverty against the economic growth was found within this research. The result of this research had confirmed that the existence of direct correlation or impact showed by the school education against the economic growth in Indonesia within such long run instead of in the short run, therefore it could be clarified that 9 year compulsory education programme has direct impact towards GDP in long run. Macroeconomic instability caused by the inflation may obstruct GDP either in the short run or long run. As the proxy and investment, GFCF plays a direct role towards the GDP either in the short and long runs. While for the poverty, a significant statistic rate and inverse correlation are only found between GDP and poverty within the short time period. |