Overactive Bladder OAB masih menjadi masalah dan mengurangi kualitas hidup pada penderitanya. Terapi akupunktur dapat dipakai sebagai terapi OAB. Penelitian ini menggunakan metode uji klinis quasi experimental, terdiri atas 23 orang diterapi dengan akupunktur, 23 orang lainnya diterapi dengan obat Tolterodine. Penilaian keberhasilan dilihat dari penurunan skor OABSS. Setelah 18 hari terapi, terjadi penuruan rerata skor OABSS pada kelompok akupunktur dari 8,045 1,863 menjadi 1.909 0.867 dan pada kelompok tolterodine dari 8,000 0,617 menjadi 2,272 0,631 p = 0,357 . Dua minggu pasca terapi pada kelompok akupunktur masih terjadi penurunan skor OABSS dari 1.909 0.867 menjadi 1.272 0.702 dan pada kelompok tolterodine terjadi peningkatan skor OABSS dari 2,272 0,631 menjadi 2,590 0,503 p = 0,003 . Akupunktur mempunyai efek terapi yang sama baiknya dengan tolterodine dalam menurunkan OABSS tanpa efek samping. Efek terapi akupunktur masih bekerja walau terapi telah dihentikan 2 minggu. Overactive Bladder still gives problems and reducing their quality of life. Acupunture can be used for treatment of OAB. This research using clinical trial quasi experimental, consisted of 23 participant were treated with acupuncture and 23 others were treated with Tolterodine. Assessment of therapeutic success seen from the decrease in OABSS. After 18 days therapy in Acupuncture Group from 8,045 1,863 to 1,909 0,867 and Tolterodine Group from 8,000 0,617 to 2,272 0,631 p 0,357 . After 2 weeks post therapy in Acupuncture Group OABSS was still a decline from 1.909 0.867 to 1.272 0.702 and in Tolterodine Group OABSS was still a increase from 2,272 0,631 to 2,590 0,503 p 0,003 . Acupuncture has the same therapeutic effect with tolterodine in reducing OABSS without side effect. Therapeutic effect of acupuncture was still working even though therapy had been 2 weeks discontinued. |