(+)-2,2?-Epicytoskyrin A, a bis-anthraquinone isolated from fungal endophyte Diaporthe sp. GNBP-10 associated withUncaria gambir Roxb., was investigated for its antifungal activity. The broth microdilution method was used todetermine the minimum inhibitory concentration (MIC) against 22 yeast strains and three filamentous fungi. The MICsof (+)-2,2?-epicytoskyrin A ranged from 16 to 128 μg/mL, which exhibited lower activity than the antifungal nystatin.A study of the mechanism of action revealed similar effects of (+)-2,2?-epicytoskyrin A and nystatin on Candidatropicalis at their MICs (16 and 8 μg/mL, respectively) and 2 times of the MIC. Both compounds caused cytoplasmicmaterial and ion leakages on fungal cell, which were characterized by an increase in absorbance at 260 nm and 280 nmas well as Ca2+ and K+ ion concentrations. The morphology of the fungal cells after (+)-2,2?-epicytoskyrin A treatmentwas observed under a scanning electron microscope. The control cells, which were not treated with either (+)-2,2?-epicytoskyrin A or nystatin, showed a smooth surface, while the cells treated with either (+)-2,2?-epicytoskyrin A ornystatin shrank and displayed a donut-like shape. More shrinkage was observed in the 2 times MIC concentration andeven more in the cells exposed to nystatin. The action of (+)-2,2?-epicytoskyrin A was proposed through membranedisruption.Aktivitas Antijamur (+)-2,2?-Episitoskirin A dan Aksi Disrupsi Membran. (+)-2,2?-Episitoskirin A, suatu senyawabis-antrakuinon yang diisolasi dari jamur endofit Diaporthe sp. GNBP-10 yang berasosiasi dengan Uncaria gambierRoxb., telah diuji aktivitas antifungi-nya. Metode mikrodilusi cair digunakan untuk menentukan konsentrasi hambatminimum (KHM) terhadap 22 strain khamir dan tiga strain kapang. KHM dari (+)-2,2?-episitoskirin A berkisar antara16 hingga 128 μg/mL, menunjukkan aktivitas yang lebih rendah dibandingkan antijamur nistatin. Studi terhadapmekanisme kerja dari senyawa uji menunjukkan bahwa (+)-2,2?-episitoskirin A dan nistatin memiliki efek yang serupaterhadap Candida tropicalis pada konsentrasi KHM (16 dan 8 μg/mL) dan dua kali KHM-nya. Keduanya menyebabkanterjadinya kebocoran material sitoplasmik dan ion pada sel khamir yang ditandai dengan meningkatnya absorban padapanjang gelombang 260 nm dan 280 nm, serta meningkatnya konsentrasi ion Ca2+ dan K+. Morfologi dari sel khamirsetelah diberi perlakuan diamati di bawah Scanning Electron Microscope. Sel kontrol yang tidak diberi perlakuan, baikdengan (+)-2,2?-episitoskirin A maupun nistatin, menunjukkan permukaan yang halus, sementara sel yang diberiperlakuan dengan (+)-2,2?-episitoskirin A dan nistatin masing-masing mengalami pengerutan dan berbentuk sepertidonat. Pengerutan sel ini bertambah pada konsentrasi 2 kali KHM dan semakin bertambah pada sel yang diberiperlakuan dengan nistatin. Dari studi yang dilakukan, mekanisme kerja dari (+)-2,2?-episitoskirin A diduga melaluiperusakan pada membran sel. |