:: Artikel Jurnal :: Kembali

Artikel Jurnal :: Kembali

Antifungal activity of (+)-2,2?-epicytoskyrin a and its membrane-disruptive action

Dewi Wulansari; Praptiwi Praptiwi; Heddy Julistiono; Arif Nurkanto, examiner; Andria Agusta (Indonesian Institute of Sciences, Bogor. Research Center for Biology, 2016)

 Abstrak

(+)-2,2?-Epicytoskyrin A, a bis-anthraquinone isolated from fungal endophyte Diaporthe sp. GNBP-10 associated with
Uncaria gambir Roxb., was investigated for its antifungal activity. The broth microdilution method was used to
determine the minimum inhibitory concentration (MIC) against 22 yeast strains and three filamentous fungi. The MICs
of (+)-2,2?-epicytoskyrin A ranged from 16 to 128 μg/mL, which exhibited lower activity than the antifungal nystatin.
A study of the mechanism of action revealed similar effects of (+)-2,2?-epicytoskyrin A and nystatin on Candida
tropicalis at their MICs (16 and 8 μg/mL, respectively) and 2 times of the MIC. Both compounds caused cytoplasmic
material and ion leakages on fungal cell, which were characterized by an increase in absorbance at 260 nm and 280 nm
as well as Ca2+ and K+ ion concentrations. The morphology of the fungal cells after (+)-2,2?-epicytoskyrin A treatment
was observed under a scanning electron microscope. The control cells, which were not treated with either (+)-2,2?-
epicytoskyrin A or nystatin, showed a smooth surface, while the cells treated with either (+)-2,2?-epicytoskyrin A or
nystatin shrank and displayed a donut-like shape. More shrinkage was observed in the 2 times MIC concentration and
even more in the cells exposed to nystatin. The action of (+)-2,2?-epicytoskyrin A was proposed through membrane
disruption.
Aktivitas Antijamur (+)-2,2?-Episitoskirin A dan Aksi Disrupsi Membran. (+)-2,2?-Episitoskirin A, suatu senyawa
bis-antrakuinon yang diisolasi dari jamur endofit Diaporthe sp. GNBP-10 yang berasosiasi dengan Uncaria gambier
Roxb., telah diuji aktivitas antifungi-nya. Metode mikrodilusi cair digunakan untuk menentukan konsentrasi hambat
minimum (KHM) terhadap 22 strain khamir dan tiga strain kapang. KHM dari (+)-2,2?-episitoskirin A berkisar antara
16 hingga 128 μg/mL, menunjukkan aktivitas yang lebih rendah dibandingkan antijamur nistatin. Studi terhadap
mekanisme kerja dari senyawa uji menunjukkan bahwa (+)-2,2?-episitoskirin A dan nistatin memiliki efek yang serupa
terhadap Candida tropicalis pada konsentrasi KHM (16 dan 8 μg/mL) dan dua kali KHM-nya. Keduanya menyebabkan
terjadinya kebocoran material sitoplasmik dan ion pada sel khamir yang ditandai dengan meningkatnya absorban pada
panjang gelombang 260 nm dan 280 nm, serta meningkatnya konsentrasi ion Ca2+ dan K+. Morfologi dari sel khamir
setelah diberi perlakuan diamati di bawah Scanning Electron Microscope. Sel kontrol yang tidak diberi perlakuan, baik
dengan (+)-2,2?-episitoskirin A maupun nistatin, menunjukkan permukaan yang halus, sementara sel yang diberi
perlakuan dengan (+)-2,2?-episitoskirin A dan nistatin masing-masing mengalami pengerutan dan berbentuk seperti
donat. Pengerutan sel ini bertambah pada konsentrasi 2 kali KHM dan semakin bertambah pada sel yang diberi
perlakuan dengan nistatin. Dari studi yang dilakukan, mekanisme kerja dari (+)-2,2?-episitoskirin A diduga melalui
perusakan pada membran sel.

 Metadata

No. Panggil : J-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: Indonesian Institute of Sciences, Bogor. Research Center for Biology, 2016
Sumber Pengatalogan : LibUI eng rda
ISSN : 23560851
Majalah/Jurnal : Makara Journal of Science
Volume : Vol 20, No 4 December 2016 160-166
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Akses Elektronik : http://journal.ui.ac.id/index.php/science/article/view/6703
Institusi Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi :
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
J-Pdf 03-20-383099661 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20447881