The rain attenuation of down-link radio wave signals from the Superbird-C satellite and surface rainfall data have beenused to estimate the parameters of exponential raindrop size distribution (DSD) at Koto Tabang (100.32 E, 0.20 S),West Sumatra, Indonesia. Prior to analyzing the measured data, the ability of the method to recover the parameters ofknown DSDs from which the samples were taken was examined. It was found that the method can accurately retrievethe input parameter of the sample. Only six case studies are presented here, so the results are representative rather thandefinitive. The method successfully estimated the DSD parameters of a stratiform case with steady intensity and deepconvective rains of a short duration. This can be inferred from the small difference between the parameters derived fromrain attenuation data and those derived from a 2D video disdrometer. The poor performance of the method wasobserved for a stratiform case with strong rain intensity fluctuation and shallow convective rains with very low rain topheight. This phenomenon is probably due to the bias that may be inherent in the estimation of specific rain attenuation,such as the assumption of a constant path length throughout the rain.Penentuan Parameter Distribusi Butiran Hujan dari Data Atenuasi Gelombang Elektromagnetik SatelitTelekomunikasi Berfrekuensi Ku-Band. Data atenuasi sinyal down-link dari gelombang radio satelit Superbird C dandata curah hujan permukaan telah dimanfaatkan untuk menghitung parameter eksponensial distribusi butiran hujan(DSD) di Koto Tabang, Sumatera Barat, Indonesia. Pengujian metode terhadap data uji dengan parameter DSD yangdiketahui menunjukkan bahwa metode ini dapat dengan akurat menghitung kembali parameter tersebut. Metode initelah diujikan pada masing-masing dua studi kasus untuk hujan stratiform, deep dan shallow convective. Kemampuanmetode ini untuk memperkirakan parameter DSD dari hujan stratiform dengan intensitas curah hujan yang stabil danhujan deep convective dengan durasi singkat, sangat baik. Hal ini ditandai dengan kecilnya perbedaan antara parameterDSD yang berasal dari atenuasi hujan dan dari data 2D-Video disdrometer (2DVD). Kurang baiknya kinerja metode initeramati pada hujan stratiform dengan fluktuasi intensitas curah hujan yang besar dan dan hujan shallow convectivedengan ketinggian puncak hujan yang sangat rendah. Fenomena ini kemungkinan disebabkan oleh bias dalammemperkirakan spesifik atenuasi seperti bias akibat asumsi panjang lintasan penjalaran yang konstan selama hujan. |