ABSTRAK Dari studi kelayakan yang dilakukan tentang industri woodworking ini, dapat diringkas sebagai berikut : 1. Pendirian industri wood?working pada saat ini sangattepat waktunya, sebagai tindak lanjut dan PeraturamPemerintah cq. Departemen Perdagangan No 292/Kp/IX/88tertanggal l9-September-1958 tentang Larangan Ekspor KayuGergajian Berkualjtas Rendah. 2. Jumlah investasi untuk pendinian industri Wood-workingtahap Pertama sebesar Rp. 5.586.646.000 termasuk IDCsebesar Rp. 547.491..000.- kemudian tahap Kedua (pada tahunke-5) sebesar Rp. 775.850.000,- dan tahap terakhir (tahunke-9) berjumlah Rp. 775.850.000,? sehingga total investasikeseluruhan menjadi sebesar Rp. 7.138.346.000,? 3. Untuk memenuhi investasi tahap Pertama pembiayaan,dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas Bank, dimanadirencanakan untuk melakukan pinjaman sebesar 70 % dariinitial investment sebesar Rp. 3.910.652.000 dengantingkat bunga 21 % sedangkan sisanya 30 % lagi akandibiayai dengan modal sendiri perusahaan. 4. Dari hasil Analisa Kelayakan, maka investasi ini dinilaicukup ?layak?, karena dari analisa NPV dengan tingkat costof capital sebesar 21 % diperoleh nilai NPV Rp.6.516.756.000- dan analisa IRR diperoleh nilai 37,91%sedangkan dari analisa sensitivitas diperoleh nilai IRRsebesar 24,51 % (apabila pendapatan turun 5 %) dan 28,85% (apabila. biaya naik 5 %) sedangkan tingkat break eventakan dicapai pada tahun ke-4 dengan tenggang waktu 1tahun. 5. Produk dan industri wood-working ini adalah decorativemoulding (door & window), laminating dan finger?joint danseluruhnya benjumlah 17000 m3 per-tahun. 6. Kebutuhan bahan baku industri ini akan dipenuhi dari HPHmilik perusahaan (37.000 m3 per-tahun) dan kekurangannyaakan dipenuhi dengan membeli dari HPH lain di KalimantanBarat (37.000 m3 per-tahun). 7. Pemasaran atas produk wood-working terutama akan ditujukanke Amerika, Eropa, Taiwan, Singapura, Jepang, sedangkanpemasaran lainnya akan direncanakan ka Timur Tengah. 8. Resiko yang mungkin mengancam industri ini dari lingkupInternasional adalah adanya gerakan ?Green?Movement? dìEropah dan Amerika, yang sewaktu-waktu dapat menghentikanimpornya akan produk-Produk yang menggunakan bahan kayutropis, sedangkan dari lingkup Nasional adalahketerbatasan bahan baku kayu dan jumlah industri woodworking yang berkembang sangat cepat sehingga akanmenimbulkan persaingan yang kurang sehat. 9. Opportunity untuk Industri wood-working Indonesiadipasaran Internasional adalah dengan adanya laranganekspor kayu olahan/ setengah jadi, akan mengurangi eksporwood?working negara-negara tertentu, dan kekosongan inidapat diisi oleh industri wood working dari Indonesia. |