:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Analisis pergerakan nilai tukar rupiah terhadap US Dollar

Panji nurfirman; Bambang Hermanto, supervisor ([Publisher not identified] , 2001)

 Abstrak

ABSTRAK
Pertukaran mata uang dan pergerakan nilai tukar mata uang asing, khususnya US Dollar,
sangat mempengaruhi hampir semua sisi kegiatan bisnis. Sehingga sangat penting bagi pelaku
bisnis untuk melakukan analisa dan proyeksi atas pergerakan nilai tukar dalam setiap perencanaan
dan pengambilan keputusan bisnis.
Analisis pergerakan nilai tukar dilakukan dengan menganalisa pola pergerakan nilai tukar
dan volatilitasnya dan hubungan nilai tukar dengan variabel ekonomi domestik dan suku bunga US
Dollar di pasar uang internasional. Sebagai alat analisa digunakan model ekonometrik seperti:
Regresi, ARIMA dan ARCH dan GARCH. Periode waktu yang dianalisa dalam karya akhir ¡ni
adalah Januari 1994 ? Desember 1999, khusus untuk data mingguan adalah Minggu ke-1 Januari
1996 hingga Minggu ke-4 Desember 1999.
Dalam analisa pergerakan nilai tukar rupiah terhadap US Dollar ditemukan adanya
perubahan struktur (structure break) sejak Agustus 1997, saat Bank Indonesia mencabut band
intervensi, karena fluktuasi gerakan nilai tukar yang sangat tinggi dibandingkan gerakan normal
sebelumnya. Volatilitas yang tinggi terlihat terutama pada gerakan mingguan sehingga harus
digunakan model ARCH dan GARCH untuk mengakomodasi volatilitas tersebut. Volatilitas yang
tinggi ini menunjukkan tingginya resiko dalam transaksi pertukaran rupiah dan US Dollar. Analisa
atas model ARIMA dan ARCH dan GARCH menunjukkan bahwa suatu model peramalan yang
handal tidak dapat dicapai dengan hanya menggunakan variabel nilai tukar ¡tu sendiri saja,
dibutuhkan variabel lain sebagai regressor.
Berdasarkan kajian teori diidentifikasi empat variabel ekonomi yang mempengaruhi
perubahan nilai tukar rupiah terhadap US Dollar: Perubahan jumlah uang beredar, inflasi, suku
bunga dan neraca pembayaran. Perubahan jumlah uang beredar merupakan variabel ekonomi yang
memiliki korelasi paling besar dengan perubahan nilni tukar. Sebagai mata uang lunak (soft
Currencies), setiap penambahan jumlah rupiah yang beredar hamp?r seluruhnya akarm diserap olch
perekonomian dalam negeri, karena Rupiah bukan rnerupakan cadangan internasional
(international reserves) bagi negara lain. Oleh karena itu setiap penambahan jurnlab rupiab yang
heredar, yang berarti peningkatan penawaran rupiah, akan langsung mendororig melemahnya nilai
tukar rupiah. Perubahan jumlah uang beredar sebagai variabel bebas dapat menjelaskan lebih dari
85 persen variasi perubahan nilai tukar bulanan sehingga bandai untuk dipakai sebagai model
perarnalari perubahan nilai tukar bulanan.
Analisis regresi menunjukkan tidak ada korelasi yang cukup besar antara inflasi dan
perubahan niiai tukar pada bulan yang sama. Gerakan inflasi justru lebih cenderung mengikuti
gerakan perubahan nilai tukar bulan sebelumnya. Dalam hal ini inflasi terjadì karena meiemahnya
nilai tukar rupiah yang menyebabkan meningkatnya semua unsur biaya dalam mata uang asing
sehingga inendorong terjadinya inflasi di balan berikutnya. Dalam jangka waktu yang lebih
panjang, triwulanan, terdapat korelasi yang cukup kuat antara inflasi dan perubahan nilai tukar,
Sementara suku bunga dan neraca pembayaran tidak memiliki korelasi yang cukup kuat dengan
perubahan nilai tukar rupiah. Model peramalan perubahan nilai tukar triwulanan yang signifikan
dan handal didapat dengan menggabungkan tiga variabel bebas: Perubahan jumlah uang beredar,
inflasi dan neraca pembayaran.
Nilai tukar rupiah juga akan dipengaruhi oleh perbandingan antara tingkat pengembalian
(rate of return) rupiah dengan tingkat pengembalian US Dollar. Sebelum Juli 1997 pada saat faktor
resiko memegang rupiah belum menjadi sangat tinggi, selisih suku bunga rupiah dan US Dollar
mendekati perubahan nilai tukar rupiah terhadap US Dollar sebagaimana yang dinyatakan dalam
teori International Fisher Effect (IFE). Namun sejak akhir 1997, tingginya voiatilitas nilai tukar
dan krisis ekonomi dan politik yang berkepanjangan telah meningkatkan resiko memegang rupiah
menjadi sangat tinggi. Tingginya resiko ini menyebabkan selisih suku bunga tidak mampu lagi
mendekati perubahan nilai tukar, perbedaan selisih suku bunga dan perubahan nilai tukar menjadi
sangat besar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa IFE dapat dipakai sebagai alat peramalan nilai
tukar jika faktor resiko dan kondisi ekonomi dan politik normal, namun jika resiko menjadi sangat
tinggi maka IFE tidak dapat dipakal sebagai alat peramalan.

 File Digital: 1

Shelf
 T4983-Panji Nurfirman.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : T4983
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2001
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : xvi, 94 pages : illustration ; 23 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T4983 15-17-936067047 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20449337