ABSTRAK Dengan dukungan teknologi dan jaringan telekomunikasi yang memadai,lokasi bisnis yang sangat strategis, dan ditambah dengan proteksi regulasi berupa hakmonopoli, Divisi Regional (Divre) II sebagai salah satu SBU Telkom mampumembukukan pendapatan operasi yang terus meningkat dan tahun 1995 hingga tahun1999. Pada akhir tahun 1999 pendapatan operasi Divre II memberikan kontribusisebesar 53% terhaclap total pendapatan operasi dan PT. Telkom secara keseluruhan. Terbitnya UU No.5 Tahun 1999 mengenai larangan praktek monopoli dan UUNo.36 Tahun 1999 yang mengatur kembali industri jasa telekomunikasi Indonesia,yang merupakan konsekuensi bagi Indonesia terhadap keterlibatan didalam berbagaikesepakatan multiateraI, akan menciptakan perubahan peta persaingan industri jasatelekomunikasi Indonesia. Mengantisipasi perubahan lingkungan usaha yang akanterjadi, maka pada tahun 1996 PT. Telkom telah mengimplementasikan Program T-2001 yang merupakan grand strategi yang mencakup lima bidang penting, yaitu:bidang pengelolaan SDM, sistem inforrnasi, manajemen dan gaya bisnis, manajemenkeuangan, dan jaringan pelayanan. Pada tingkat divisional, yaitu pada Divre II,program tersebut dijabarkan ke dalam 54 indikator WCO (world class operator)sebagai alat pengendali bagi kinerja Divre II. Namun sebagai alat pengendali kinerja,indikator WCO memiliki beberapa kelemahan, diantaranya tidak terlihat adanyahubungan dan keterkaitan Iangsung antara satu aspek dan aspek lainnya, sertapengukuran sasaran strategis dan tiap aspeknya tidak dibedakan antara hasil(outcomes) dan faktor-faktor sebagai pemicu kerja (performance driver) yang akanmempengaruhi hasil yang diharapkan. Balanced scorecard merupakan salah satu aIternatif sebagal alat pengendalikinerja yang dapat mengatasi kekurangan yang ada pada indikator WCO. Dengancara mengevaluasi kembali indikator WCO yang digabungkan dengan analisisindustri, SWOT, key success factor, dan customer value proposition berdasarkancorporate strategy, maka dapat disusun balanced scorecard untuk Divre II yangmencakup empat aspek, yatu aspek finansial, pelanggan, proses bisnis internal danaspek pertumbuhan dan pembelajaran. Keempat aspek tersebut membentuk tatahubungan sebab akibat dan bermuara pada aspek finansial berupa peningkatan returnperusahaan. Agar memiliki manfaat yang maksimal maka penyusunan balanced scorecardharus meliputi empat rencana strategik, yaitu penetapan sasaran strategik, ukuranstrategik yang diperinci atas hasil dan pemicu kerja, penetapan strategic target, danpenetapan strategic initiatives. Karena keterbatasan data maka dalam penulisan inihanya dibatasi pada penetapan sasaran strategik dan ukuran strategik. |