:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Faltor-faktor yang mempengaruhi peranan suami dalam pengambilan keputusan perencanaan keluarga : studi kasus keluarga Betawi di Kelurahan Kebagusan Pasar Minggu, Jakarta Selatan

Endang Parwieningrum; Sasa Djuarsa Sendjaja, examiner; Mannase Malo, supervisor; Paulus Wirutomo, supervisor; Pandjojo Moeljosoetjipto, examiner ([Publisher not identified] , 1992)

 Abstrak

ABSTRAK
Penelitian ini mengamati masalah peranan suami dalam
pengambilan keputusan perencannan keluarga. Perencanaan
keluarga yang dimaksud di sini meliputi perencanaan jumlah
anak, pendidikan anak serta hal-hal yang berhubungan dengan
keluarga Berencana yaitu kesertaan KB, metode dan tempat
pelayanan kontrasepsi.
Masalah peranan suami dalam perencanaan keluarga yang
tidak dapat dipisahkan dari peranan isteri menarik untuk
dipelajari. Selama ini hal-hal yang berkaitan dengan
Keluarga Berencana terasa lebih akrab bagi para isteri
dibanding para suami, sehingga seringkali isteri yang
menjadi perhatian. Perubahan sosial yang terjadi memantapkan
bentuk keluarga inti sehingga peranan suami dan isteri
menjadi semakin penting dalam kehidupan berkeluarga,
termasuk pada keluarga Betawi.
Dari beberapa penelitian mengenai pengambilan keputusan
dalam keluarga, besarnya peranan suami atau isteri
ditentukan oleh banyak faktor seperti umur, status sosial
ekonomi, kemampuan, nilai dan norma, lama perkawinan,
kepribadian, status pekeriaan isteri disamping bidang
kegiatan yang dibicarakan dan diputuskan. Kegiatan yang
sifatnya rutin dan berkaitan dengan rumah tangga cenderung
menjadi bagian isteri sementara kegiatan yang lebih penting
menjadi bagian suami atau bersama.
Khusus mengenai pengambilan keputusan perencanaan
keluarga terdapat hasil penelitian yang berlainan. Dari
penelitian Elan terungkap lebih besarnya peranan isteri dan
suami dalam pengambilan keputusan jumlah anak dan penggunaan
metode kontrasepsi. Penelitian lain yang dilakukan Tan dan
Soeradji justru mengungkapkan besarnya peranan pria dalam
pengambilan keputusan mengenaj jumlah anak dan keinginan
menambah anak.
Penelitian mengenai faktor?faktor yang mempengaruhi
peranan suami dalam pengambilan keputusan perencanaan
keluarga ini dilakukan di kelurahan Kebagusan?Pasar Minggu
dengan beberapa pertimbangan. Kelurahain ini merupakan salah
satu wilayah yang tingkat kesertaan KB nya tinggi (80.85%)
dan wilayah kantong Masyarakat Betawi asli.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua suami Betawi
asli yang diri atau isterinya peserta KB dan sebagai sampel
diambil sejumlah 130 orang suami yang dipilih dengan cara
diundi. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara
langsung menggunakan daftar petanyaan dan pedoman wawancara.
Data yang terkumpul diolah melalui tiga tahap yaitu dengan
menyusun tabel frekuensi semua variabel, tabel, silang antar
variabel dan pengolahan data tabel silang dengan menggunakan
rumus chi-kuadrat untuk melihat kecenderungan hubungan
antara variabel bebas (pengaruh) dan tak bebas
terpengaruh).
Dari penelitian ini terungkap dominannya suami di
kalangan keluarga Betawi asli dalam pengambilan keputusan
mengenai jumlah anak, pendidikan anak dan kesertaan dalam
Keluarga Berencana. Peranan isteri sangat menyolok pada
pengambilan keputusan mengenai jenis metode dan tempat
pelayanan kontrasepsi. Besarnya peranan isteri ini ada
kemungkinan disebabkan oleh meningkatnya kesadaran para
isteri untuk aktif berperan, baik dalam keluarga maupun
masyarakat. Kemungkinan lain adalah pengahihan wewenang dari
suami untuk memutuskan karena penentuan jenis metode dan
tempat pelayanan kontrasepsi merupakan tindak lanjut dan
tidak sepenting keputusan kesertaan KB.
Keempat faktor yang dianggap dapat mempengaruhi atau
berhubungan dengan besarnya peranan suami dalam pengambilan
keputusan perencanaan keluarga ternyata tidak seluruhnya
terbukti pada sampel penelitian ini. Tingginya status sosial
ekonomi suami justru cenderung mengurangi peranan suami dan
memperbesar persentase keputusan yang diambil bersama. Usia
suami semakin tua cenderung memperbesar peranan isteri dan
bersama Justru pada kelompok usia 30 sampai 39 tahun
Peranan suami narnpak lebih besar dibandingkan dengan
kejompok usia 40 sampai 49 tahun.
Terrdapat kecenderungan hubungan antara lama perkawinan
dengan besarnya peranan suami dalam pengambilan keputusan
mengenai pendidikan anak dan kesertaan KB saja. Bekerja dan tidak bekerjanya isteri memberi warna tersendiri pada pola
pengambilan keputusan perencanaan keluarga. Dari penelitian
ini terlihat keccnderungan besarnya peranan suami dalam
pengambilan keputusan perencanaan keluarga pada pasangan
yang isterinya tidak bekerja, kecuali pada pengambilan
keputusan mengenai kesertaan KB.
Keputusan menjadi peserta KB dan siapa yang menjadi peserta
KB tetap menjadi dominan suami tidak terpengaruh oleh
bekerja atau tidak bekerjanya isteri.

 File Digital: 1

Shelf
 T5350-Endang Parwieningrum.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Kata Kunci

 Metadata

No. Panggil : T-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 1992
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : viii, 158 pages : illustration ; 23 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T-Pdf TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20450772