ABSTRAK Untuk memacu pertuinbuhan ekonomi, pemerintah sejak tahun1983 telah melakukan berbagai deregulasi di bidang keuangan.deregulasi tersebut. bertujuan untuk menciptakan iklim yangmengundang investasi swasta dan mendorong persaingan yangmengarah pada efisiensi penggunaan sumber daya keuangan. Salahsatu bentuk deregulasi tersebut adalah deregulasi di sektor pasarmodal, yang memberikan peluang kepada dunía usaha untukmemanfaatkan dana-dana masyarakat untuk pengembang usaha denganpenjual saham perusahaan kepada masyarakat.Bagi masyarakat sendiri, baik secara individu maupun dalamorganisasi, kehadiran saham publik tersebut memberikan alternatifbaru dalam investasi disamping bentuk-bentuk tradisionil yang adaselama ini seperti emas/batu mulia, deposito berjangka, valuta?asing, surat berharga, atau dalam bentuk investasi fisik sepertitanah dan rumah.Permasalahan yang dihadapi adalah cara dalam melakukanpenilaian saham sehingga investasi dapat memaksimumkan kekayaandimasa mendatang. Selama ini dikenal dua metode dalam analisapemilihan saham, yaitu Analisa Teknikal dan Analisa Fundamental.Secara teoritis analisa fundamental dapat memberikan manfaatmaksimum kepada investor. Namun dalam aplikasi praktis analisatersebut sering terbentur pada berbagai kesulitan sepertikelangkaan data, keterbatasan waktu dan turbulensi lingkunganusaha, sehingga jarang digunakan. Oleh sebab itu berbagai upayaterus dilakukan untuk mendapatkan teknik-teknik analisafundamental yang lebih sederhana, lebih mudah dan lebih cepatpenggunaannya.Dalam tulisan ini diperkenalkan teknik Nine High-LowMethod dalam memilih saham secara fundamental. Dalam teknik ininilai saham dapat diperkjrakai-i dengan melakukan perkalian antaraestimasi PER dengan estimasi EPR, PER (Erice Earnings Rasio)menceritiinkan pembentukan harga saham oleb pasar, sehinggaestimasi dapat dilakukan dengan menentukan nilai PER rata-rata,tertinggi dan terendah yang pernah terjadi selama ini. SedangkanEPS mencerminkan kemampuan perusahaan nienghasilkan laba sehinggaestiniasi harus menggunakan fakta/data fundamental baik berupakinerja perusahaan dimasa lampau maupun analisa lingkungan usahadimasa mendatang yang akan meinpengaruhi keberhasilan tersebut.Proyeksi laba perusahaan dilakukan berdasarkan 3 jeriis prediksisehingga secara kese].uruhan akan menghasilkan 9 nilai saham. Jikaharga sahai lebib kecil dan nilai saham terendah, maka sahamtersebut menguntungkan untuk dibe].i1 dan sebaliknya jika hargasaham lebih besar dan nilai tertinggi, maka saham tersebutmenguntungkan untuk dijual.Proses pemilihan dapat dipercepat dengan memfokuskan analisapada saham-saham yang memuliki potensi menguntungkan yaitu, sahamyang mempunyai harga rendah, rasio P/BV rendah dan perusahaanmempunyai prospek cerah. Pada contoh penggunaafl teknik ?Nine HighLow Method? dalam pemulihan saham yang beredar di Bures EfekJakarta per April 1991, ternyata saham PT. Prapatan merupakansatu-satunya sabam dan keloinpok industri perhotelan yangiiemenuhi syarat investasi (NPV positif). Berdasarkan perkiraanbahwa pertumbuhan ekonomj dunia tahun 1991 mengalamj penurunandan ekonomi Indonesia 1991 dengan kebijakan uang ketat dan sukubunga tinggi hanya menghasjik pertuinbuhan PDB sekitar 8.4 Zdengan laju inflasi sekitar 6.5 X. Kunjungan wisatawan acingsebagai leading indicator?, hanya mengalami pertumbuhan 10 Z.Dengan kondisi tersebut ternyata PT Prapatan masih menunjukkanpertumbuban usaha dan kemampuan laba yang menarik. Dan hasilperhitungan diperoleb fluai saham PT Prapatan per April 1990adalah Rp. 6.374,? sedangkan barga saham pade. saat tersebut hanyaRp. 4.750,-. Berdasarkan fluai tersebut saham PT. Prapatan alcanmemberikan tingkat pengembalian hampir 40 %.Namun kepada investor perlu diingatkan bahwa ketepatanperkìraan tersebut sangat tergantung pada jumlah data, penggunaanmetode peramalan, pemilihan model dan pemilihan variabel ?leadingindicator?. Dalam contoh perhitungan di atas hanya tersedia 12data penjualan triwulanan (3 tahun) dengan fluktuasi yang sangatbesar seperti tercermin dalam ?Irregularity Index yang mencapaicukup besar. Kemungkinan laporan-laporan keuangan tersebutdisusun dalam rangka ?go-publìc sehingga segala daya diupayakanuntuk memberikan citra positif. Keterbatasan data menyebabkanbasil regresi kurang memuaskan seperti tercermin dalam?coefficient of deteminatiOn? (r2) yang tidak mencapai 90 % dan?standard error of estimate? yang cukup besar.Namun demikian tidak berarti bahwa metode tersebut tidakefektif. Angka yang dihasilkan walaupun ketepatanflys diragukantetap dapat digunakan sebagai acuan, disamping pertimbanganpengalaman (jucigement) dan intuisi. |