ABSTRAK Karya akhir ini mempunyai tujuan utama yaitu untuk mengukur keberbasilan pencapaiantujuan Yayasan Pengembangan Wiraswasta Indonesia (YPWI) pada penyelenggaraan programmikro kredit bagi petani lele yang berlokasi di Desa Cihowe, Kecamatan Ciseeng, KabupatenBogor. Visi YPWI adalah mengurangi tingkat kemiskinan masyarakat indonesia. Misi yangdiemban oleh ¥PWI untuk mencapai visi tersebut adalah meningkatkan kemandirian masyarakatberpenghasilan rendah melaiui pengembangan usaha sekaligus menyediakan sarana-saranapendukungnya dalam bentuk pemberian pinjaman, pendidikan, pelatihan serta pembinaan.Pemberian pinjaman yang diberikan oleh YPWI memiliki kriteria yang unik, berbecla dengankredit yang biasa diberikan oleh lembaga keuangan baik oleh bank maupun lembaga Iainnya.Pelatihan dan penanaman jiwa wiraswasta menjadi tujuan utama, sementara bantuan berupamodal kerja hanya sebagai alat untuk mencapai misi tersebut. Hill dan Jones, tahun 2001 mengemukakan bahwa evaluasì terhadap hasil danpengambilan langkah perbaikan adalah salah satu dan empat langkah penting dalam sistimpengendalian strategis. Langkah-langkah dalam sistim pengendalian itu sendiri meliputipenetapan standar dan target, penciptaan sistim perhitungan dan monitoring, pembandinganactual performance dengan target serta langkah terakhir yaitu evaluasi dan pengambilan langkahperbaikan. Karya akhir ini merupakan case study terhadap skema kredit yang diberikan oleh YPWIpada program pendampingan usaha kecil. Pertanyaan yang menjadi pokok bahasan penuliskarya akhir ini adalah apakah transformasi yang diharapkan oLeh YPWI dapat berjaIan sehinggadapat menjamin keberlangsungan usaha para petani lele, apakah skema tersebut mampumembawa petani keluar dan garis kemiskinan dan atau apakah mampu memberikan nilai tambahterhadap penghasilan mereka sehingga petani Iebih dapat mandiri. Analisa yang dilakukan oleh penulis didasarkan pada pengukuran margin on sales, returnon equity, dan sustainable growth rate serta simulasi perhitungan optimasi kredit denganpendekatan sensitivity analysis. Pengukuran fakta hasil panen periode pertama dan kedua, sertakondisi target yang dilengkapi dengan simulasi 3 alternatif kondisi tertinggi, terendah, danmenengah yang diharapkan pada panen berikutnya dipergunakan sebagai dasar perhitunganproyeksi akhir program setelah periode pemeliharaan ¡kan yang ke-10. Hasil penelitian karya akhir ini rnenunjukkan bahwa kondisi target yang direncanakanoleh YPWI dalam skema kreditnya ideal untuk membentuk modal kerja petani sehingga dapatmenjamin keberlangsungan usaha petani, memiliki kemampuan untuk mengentaskan kemiskinanatau memberikan nilai tambah kepacla penghasilan petani. Namun pada skema yang dirancangapabila menghadapi satu kali gagal panen maka setelah periode 10, petani hanya mendapatkansimpanan modal keija sehingga diperlukan upaya yang maksiinal untuk dapat selalu menghìndaririsiko kegagalan panen. Realisasi kinerja petani pada panen periode pertama menunjukkan bahwa seluruh petanimemiliki performance dibawah target, 4 diantaranya merugi. Hasil yang diperoleh petani padapanen kedua bahkan lebih buruk. Dan 10 petani hanya 2 orang saja yang dapat menghasilkankeuntungan. Penyimpangan target produksi dan penjualan melatarbelakangi ketidaksuksesanpetani. Dengan kondisi tersebut maka berdasar pada ketentuan skema kredit dan asumsi bahwapada panen berikutnya petani znampu menghasilkan keuntungan maksimal sesuai target makadiprediksi seluruh petani marnpu menghimpun modal kerja, tidak satupun diantara mereka dapatmerniliki penghasilan di atas garis kemiskinan namun terdapat 3 petani yang mendapatkan nilaitambah atas penghasilan mereka. Selain upaya maksirnal untuk dapat mencapai target YPWImelalui pembinaan di bidang teknik perikanan dan upaya perluasan jaringan pemasaran untukseluruh petani maka bagi para petani yang merugi diperlukan satu kebijakan dalam skema kreditmereka karena ketentuan tingkat bagi hasil yang berbeda membuat mereka tidak dapatmenghimpun dana sehingga memadai untuk memenuhi kebutuhan hidup sebatas gariskemiskinan atau memberikan nilai tambah terhadap penghasilan mereka. Temuan ini memberikan beberapa implikasi. Bagi YPWI sebagai penyelenggara program,memberikan gambaran bahwa terdapat faktor teknis perikanan dan pemasaran yang perluditangani untuk mendukung keberhasilan petani. Disaxnping itu dalarn ketentuan skema kreditterbukti bahwa semakin besar pro sentase bagi hasil yang diberikan kepada petani maka semakintinggi kemungkinan petani untuk bisa lebih mandiri, Bagi peneliti adalah tantangan untukmengetahui lebih dalarn akar permasalahan lain yang muncul dalam program pengentasankemiskinan, dan berbagai sisi disiplin ilmu, balk yang diselenggarakaii oleh pemerintah maupunoleh Lembaga-lembaga Swadaya Masyarakat. Sedangkan bagi para akademisi, khususnyaMagister Manajemen Universitas Indonesia yang bekeija sama dalam program pendampinganusaha kecil, semakin menguatkan bahwa program tersebut menciptakan kasus-kasus yangmenarik, membenikan wawasan yang lebih luas dan mendekatkan para akademisi kepada realitashidup rakyat miskin Indonesia yang memerlukan penanganan dan para ahli. |