Peranan satuan pengawasan intern dengan sarana teknologi audit manajemen dikaitkan dengan peningkatan produktivitas dan efisiensi perusahaan : studi kasus di Pertamina
Pasaribu, Pantas;
Jan Hoesada, supervisor
([Publisher not identified]
, 1995)
|
ABSTRAK Sejalan dengan penyehatan dan penyempurnaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), timbuldengan gencar isu mengenai komersialisasi dan privatisasi BUMN ¡su yang melanda duniadewasa ini. baik pro maupun kontra, permasalaliannya ada pada penngkatan produktivitas danefisiensi BUfvIN. Menghadapi permasalahan ini kemudian timbul berbagai kebijakan danstrategi kemudian yang diterapkan dan ditingkatkan. Kebijakan yang ditempuh manajernenantara lain dengan menìngkatkan segi pengawasan dan pengendalian.Setiap manajemen instansi atau BUMN bertanggung jawab mengkoordinasi dan mengendalikansemua operasi yang berbeda di bawah tanggung jawabnya dan mengusahakan agar memperolehhasil yang optimal dengan meminimaLisasikan kekurangan yang ada. Menurut lnstruksiPresiden Nomor : 15 tahun 1983 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan. Sistempengendalian yang dterapkan oleh manajemen dapat meningkatkan efektivitas dan efísiensinyameialui pengawasan melekat (built in control) dan pengawasan fungsional.Terdapat berbagai ragam pengertian pengawasan. Pengertian melekat dimaksudkan kewajibanpengawasan yang melekat pada diri si pengawas selaku pimpinan/atasan pada tiap tingkatorganisasi baik yang struktural maupun fungsional. Pengawasan fungsional adalah pengawasanyang dilakukan secara fungsional oleh aparat pengawasan. Tolak ukur penilaian kesehatan BUMN/perusahaan adalah rentabilitas, likuiditas, dansoivabilitas (RLS).Serta indikator tambahan yang ditetapkan dari tahun ke tahun dalam Pspat Umum pemegangsabam/RUPS.Agar dapat meningkatkan RLS ini untuk mencapai predikat sangat sehat, maka perusahaanhas-us rneningkatkan efisiensi, kehematan, produktivitas dan efektivitas. Untuk mencapai haltersebut, salah satu jalan adalab dengan menìngkatkan pengawasan dan pengendalianSPI dapat berperan positip dalam usaha peningkatan sistern pengendalian, dengan jalanmemberikan informasi kondisi kelemahan dan merekomendasikan berbagai perbaikannya. Jenisaudit yang dapat dilakukan dalam Audit Manajemen.Pengawasan yang dimaksud adalah pengawasan fungsional dimana aparat SPI mempunyaitugas pokok dibidang pemeriksaan.Pemeriksaan tersebut tidak terbatas pada bidang keuangan tetapi juga meliputi bidang teknismaupun bidang operasional.Hal tersebut bukan berarti meneampuri urusan pelaksanaan. Hal ini sejalan dengan kedudukanpara pemeriksa atau pengawas tbngsional sebag4i orang-orang yang menjalankan fungsi staffbukan fungsi line (pelaksana).Saran tindak yang konstruktifdirnaksud sebagal problem solving yaitu memecahkan persoalanpersoalan yang dihadapi termasuk didalamnya masalah-masalah lama yang belum terpecahkan.Banyak Perusahaan besar, Badan Pemerintah atau Instansi Pemerintahan Lainnya yang sudahmempunyai SPI namun belum bisa diharapkan keampuhannya. Hal ini kemungkinan disebabkankualitas para pemeriksa kurang diandalkan ata pegawal yang tidak mencukupi atau organisasiSPI kurang dikelola secara profesional. Terutama pada BUMN/lnstansi Pemerintah lainnyakebocoran-kebocoran, atau penyelewengan-penyelewengan kenangan negara masih saja terjadicukup besar. Adanya kecenderungan bahwa para personil pemeriksa di SPI bukanlah tenagaterpilij dan kapabel, dimana biasanya direkrut dari fungsi operasi yang tidak terpakai karenamelakukan suatu kesalahan atau kurang mampu melaksanakan tugas.Sementara itu keberadaan SPI itu sendiri belum diterima sebagai nitra kerja dalam memecahkansegala persoalan yang timbul dalam perusaiiaan oleh pimpinan perusahaan. Didalam prakteknyaSPI sering mendapat tantangan karena dinilai selalu mencari-cari kesalahan dalam melakukanpemeriksaan.Fenomena mengenai kualifikasi personil SPI ini memang menjadi the big trouble dítubuh SPI.Semestinya seorang pemeriksa mempunyai wawasan yang luas dan mendalam atas segalakegiatan yang diperiksanya. Namun pada kenyataannya masih banyak pemeriksa intern yangbuta akan seluk beluk kegiatan yang akan diperiksanya. Sehingga kadang-kadang pemeriksatelah membuang-buang waktu hanya untuk mengenali obyek pemeriksaan. Hal itu akanbertambah tidak menguntungkan dengan kualitas dan kapabilitas dan masing-masing pemeriksayang tidak merata babkan kurang memadai.Untuk mengatasi hal tersebut perlu diupayakan suatu mekanisme yang dapat menciptakantercapainya kondisi para personil SPI dengan tingkat kualitas yang memadai.Oleh karena itu perlu dilakukan langkah-langkah seperti dengan diberikannya pendidikan danfatihan secan berkesinambungan. Misalnya diberìkannya kursus atas setiap kegiatan diperusahaan, seminar atau penataran pemeriksaan dan sebagainya. Disamping itu pemberiankesempatan kepada para pemeriksa untuk meningkatkan kualitasnya dengan melanjutkan studiformal alcan mendorong dapat segera terwujucjnya tingkat kualitas personil SPI yang memadai.SPI PERTAMINA saat ini belum membuat mekanisme yang dapat menciptakan tercapainyasuatu kondisi dimana para pemeriksa sudah mencapai tingkat kualitas yang memadai, terutamakeharusari mengikuti pendidikan pemei-ìksaan dan kegiatan operasional yang diperiksa.Rekrutmen tenaga pemeriksa di SPJ PERTAM[NA belum dilakukan secara efektif, terutamauntuk jabatan Rikina keatas tidak dilakukan melalui proses seleksi yang ketat yang dapatmenyaiing tenaga-tenaga yang kapabel sesuai dengan yang sudah ditetapkan dalam persyaratanbagi pemeriksa di lingkungan SPI.Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan adalah denganmenerapkan sistem insentip bagi karyawan yang berprestasi tinggi, temasuk untuk parapemeriksa SPI sehingga lebih mendorong SPI untuk meningkatkan kinerja menjadi lebihproduktif Seyogianya SPI PERTAMINA melakukan evaluasi petaksanaan reward danpunishment.Perlu adanya upaya dan Dirut untuk menjelaskan tugas dan fùngsi SPI kepada seluruh satuanatau jajaran organisasi sedemikian nipa, sehingga benar-benar dimengei-ti dan dipahami, bahwapetugas SPI dalarn melakukan tugasnya pada dasarnya adalah untuk kepentingan DirekturUtama. |
![]()
|
No. Panggil : | T-Pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 1995 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | ix, 137 pages : illustration ; 28 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
T-Pdf | 15-17-974426142 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20451707 |