:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Strategi saluran pemasaran tapioka chips dan pellet: kasus PT. Japfa Comfeed Indonesia

Adi Patria; Ahmad Fuad Afdhal, supervisor ([Publisher not identified] , 1994)

 Abstrak

ABSTRAK
Ekspor tapioka chips & pellet dari indonesia ke ME aaat
sedang menghadapi tiga permasalahan yang sangat mendasar,
yaitu :
1. Harga rendah dan persaingan ketat untuk mendapatkan
pasaran sabagai akibat rsfonii&si CAP dan meningkatnya
ekspor biji-.bijian dan AS ke ME, khususnya Spanyol.
2. Persaingan urituk mendapatkan pasokan bahan ba]cu ubi
kayu sebagai akibat pesatnya pertuinbuhan industri
tepung tapioka.
3. Sistem pembagian kuota yang dilakukan oleh penierintah
saat ini berdasarkan kjnera masa lalu inerupakan
?penjaga status quo? posisi persaingan yang menyulit
kan para pesaing untuk berkembang.
Ketentuan kuota impor tapioka ME akan berakhir pada 31
Desember 1995. Jika sistem ini diganti dengan sistem tarif
dimana ME bisa menerapkan tarif sebesar ECU 150/ton, maka
industri tapioka chips & pellet Indonesia akan bubar.
Ekspor tapioka chips & pellet dan Indonesia ke negara
negara ME memberikan sumbangan yang cukup besar dalam ekspor
Indonesia, bahkan ekspor terbesar untuk jenis bahan baku maka
nan ternak. PT Japfa Coulfeed Indonesia telah berpengalaman
dalam mengekspor berbagai makanan ternak ke negara ME seperti
bungkil dan minyak kopra. Kemampuan untuk mengekspor tapioka
chips & pellet diperoleh dengan mengambil alih aset dan modal
kerja P.T. Indopell Raya setelah ?go public? pada tahun 1989.
Tapioka Chips & pellet di negara ME merupakan produk
pengganti biji-bijian (sereal) untuk makanan ternak. Produk
bjji?bijian di negara ME sangat mahal karena kebijakan pertani
an ME, yaitu Common Agricultural Policy (CAP).
CAP yang muncul hampir bersamaan dengan ME pada tahun 1957
bertujuan untuk :
1. Meningkatkan pendapatan petani.
2. Meningkatkan produksi untuic inericapai swasembada
pangan.
Untuk mencapai kedua tujuan tersebut di atas dilakukafl
tiga kebijakan berikut :
1. Penciptaan harga intervensi yang auh lebih tinggi
dan harga dunia.
2. Penerapan tarif impor yang tinggi terhadap produk
yang sama dan negara-negara lain.
3. Subsidi ekspor untuk menimbulkan daya saing produk ME
terhadap produk negara-negara lain.
Ekspansi produksi negara - negara ME, yang 3/4 lahannya
merupakan usaha pertanian/peternakan tidak saja membuat ME
berhasil mencapai swasembada pangan tapi juga kelebihan pasokan
yang kemudian, dengan kebijakan subsidi ekspor, diekspor ke
pasar internasional. Akibatnya budget pertanian ME membengkak
dan mencapai US$ 4?5 milyar per tahun. Jumlah ini adalah 75 %
budget ME secara keseluruhan.
Pada tanggai. 21 Mei 1992, Komisi ME memutuskan untuk
mereformasi CAP. Kebijakan reformasi adalah sebagai berikut :
Pertama, harga Intervensi yang tinggi dikurangi secara
bertahap dan digantj dengan pembayaran pendapatan langsung
kepada petani. Pengurang harga intervensi yang disepakati
adalah sebesar 29 % dalam jangka 3 tahun mulai bulan Juil 1993.
Kedua, produksj pertanjan akan dikurangi dengan menyisih
kan atau mengurangj luas lahan pertanian, yang disepakati
sebesar 15 persen. Petani juga akan rnendapatkan pembayaran jika
bersedia mengurangj iahan produktifnya.
Harga biji?bijian di negara ME cenderung menurun karena
merosotnya permintaan yang disebabkan oieh pengurangan produksi
dan meningkatnya efisiensi industri peternakan ME,- serta makin
zneningkatnya pasokan biji-bijian yang berasal dan Amerika
Serikat.
Industri tapioka chips & pellet dengan sendirinya berhada
pan dengan iingkungan harga rendah. Dan sisi pasokan, industni
ini ðihadapkafl pada meningkatnya persaingan untuk mendapatkan
pasokan ubi kayu dan industri tepung tapioka dan makanan yang
tumbuh pesat.
Ekspor tapioka ?chips & pellet pada umumnya dilakukan
meialui agen peinbelian perusahaan dan negara ME. Beberapa
perusahaan ini, dalam juzulah yang sangat terbatas, benintegrasi
dengan perusahaan tapioka chips & pellet.
P.T. Japfa confeed melalui penyertaan saham sebesar 30 %
pada commodity Trade & Transport GmbH, Hamburg memiliki akses
pasar yang lebib baik dibandiflgkan dengan pesaing-pesaingnya.
satu?satunya Pesaing lain yang memiliki akses serupa adalah
icelompok Dharmala. Tujuan utama afiliasi CTT ini sebenarnya
adalah untuk mengamankan pasokan usaha pakan ternak P.T. Japfa
comfeed.
Akan tetapj, kemampuan untuk mengekspor tapioka chips &
pellet juga dibatasj oleh sistem pembagian kuota yang ditetap
kan oleh pemerintah e.g. Direktorat Jendral Perdagangan Luar
Neqeri Departemen Perdagangan. sistem penbagian kuota yang
dilakukan pemerirja adalab berdasarkan kinerja masa lalu, balk
berupa ekspor ke negara-negara ME maupun bonus kuota yang
diberikan jika perusahaan inengekspor ke negara non-ME. Harga
ekspor ko negara non ME jauh lebih reridahdari pada negara ME.
Untuk tahun 1994 ini, kelompok PT Japfa Conteed Indonesia
meiuperoleh kuota ekspor ke negara ME sebesar 27.416 ton, jaub
di bawah kapasitasnya yang 150.000 ton per tahun. Jika produksi
melebihi kuota, maka perusahaan terpaksa membeli kuota untuk
dapat mengekspor ke negara ME. Ekspor dengan cara ini akan
tetap tercatat sebagai ?kinerja masa lalu? perusahaan pemilik
kuota, sehingga tidak memberikan kontribusi untuk memperoleh
kuota pada tahun berikutnya.
sistem ini sulit dipertahankan karena makin tipisnya
margin keuntungan ekspor tapioka chips & pellet mengingat harga
yang rendah dan lcetatnya persaingan untuk merebut pasar di
negara ME di satu pibak, dan persaingan ketat dengan industri
tepung tapioka untuk mendapatkan pasokan ubi kayu sekarang ini.
praktek jual beli kuota ekspor ke nagara ME lebih meperkecil
tanpa memberikan pendapatan kepada Negara.
Berdasarkan qambaran keadaan di atas kepada P.T. Japfa
comfead Indonesia disarankan lanqkah-lanqkah sebagai berikut :
1. Membantu pemerintah, melalui asosiasi, untuk meyakinkan ME
agar tidak merubah sistem kuota dengan tarif dan mening
katkan kuota Indonesia.
2. Meyakinkan pemerintah, melalui asosiasi, untuk merubah
sistem pembagian kuota ke sistem lelang terbuka.
3. Memasuki pasar lain di ME.
4. Menyusun langkah-langkah untuk mengurangi biaya.
5. Menyusun skenario divestasi.

 File Digital: 1

Shelf
 T5926-Adi Patria.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : T-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 1994
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : x, 67 pages : illustration ; 23 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T-Pdf 15-17-132019160 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20451753