Variabel penting di dalam melakukan analisis sekuritas adalah keuntungan yang diharapkan (expected return) dan identifikasi risiko atau sering disebut sebagai risk -return analysis.Beta dapat digunakan sebagai ukuran risiko yang sangat membantu investor dalam memprediksi return dan suatu saham yang dimilikinya. Bela menunjukkan sensitivitas tingcat pengembalian sural berharga saham terhadap tingkat pengembalìan berbagai faktor yang mempengaruhinya, seperti tingkat pengembalian pasar. Tingkat pengembalian pasar chtunjukkan oleh besamya pengembalian indeks harga saham gabungan ataupun indeks beberapa saham lertentu yang dianggap representatif Untuk indeks barga saham ini di Bursa Efek Jakarta dikenal adanya IHSG dan LQ45. Variance juga dapat digunakan sebagai alat ukur risiko suatu saham. Variance dibedakan menjadi unconditional variance dan conditional variance. Conditional variance sangat penting bagi para investor untuk melakukan analisis finansial, misalkan untuk mengukur risiko yang akan terjadi dan memperhitungkan return dan investasinya sehingga risiko investasi dapat dikurangi dan return yang diharapkan dapat diperoleh.Conditional variance dapat diformulasikan dengan menggunakan model ARCH I GARCI-L Engle (1982) memperkenalkan model Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (ARCH). Model ini adalab model time-series untuk kondisi heteroscedasticity yang didasarkan pada conditional variance dimana variance adalah fungsi dan variance sebelumnya. Tim Bollerslev (1986) memperkenalkan model Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (G ARCH) yang merupakan pengembangan dan model ARCH Model GARCH merupakan teknik pemodelan time-series yang menggunakan peramalan variance masa lalu untuk meramalkan variance masa depan.Karya akhir ini bertujuan untuk mengetahui besarnya beta dan conditional variance sepuluh perusahaan sektor consumer goods yang memiliki total kapitalisasi pasar terbesar selama 1996-2001 dengan menggunakan model ARCH / GARCH.Adapun untuk pengolahan data digunakan alat bantu software EVurws version 3.0, sedangkan untuk pembuatan grafik digunakan bantuan Microsoft Excel 2000.Hasil penelitian menunjukkan bahwa saham-saham consumer goods yang dipengaruhi oleh return IHSG dan return IHSS pada umumnya mempunyai pergerakan yang searah dengan pasar maupun sektoralnya karena sebagian besar basil estimasi menunjukkan nilai beta 1H50 dan beta mss yang positif, serta termasuk saham yang agresif terhadap pasar namun defensif terhadap ektoraJnya, berdasarkan basil estimasi yang sebagian besar menunjukican nilai beta IHSG> 1 dan beta MSS < 1.Secara umum dan tahun 1996 hingga tahun 2001, return sabam consumer goods juga dipengaruhi oleh return saham pada han-han sebelumnya namun tidak dipengaruhi oleb return IDR.Berdasarkan model ARCH / cIARCH, dari hasil penelitian didapat bahwa pada Umurnnya volatilitas return saham consumer goods sebelum krisis ekonomi mel anda Indonesia fluktuasinya rendah. Volatìlitas meningkat tajam ketika luisis mulal terasa imbasnya path bulan Juli 1997. Fenomena ini mendukung teoni Steward (1989) bahwa krisis ekonomi akan rnenyebabkan meningkatnya volatilitas dan volatilitas akan turun ketika terjadi ekspansi ekonomi.Agar investor BEJ bisa mendapatkan keuntungan dan investasinya pada saham-saham consumer goods, maka apabila kondisi penerimaan pasar modal sedang membaik, hampir semua saham consumer goods dapat dijadikan pilihan investasi karena memiliki beta yang positif apalagi jika investor memilih saham consumer goods yang juga memiliki miai beta lebih besar dan satu, seperti misalnya saham 1NDF, KLBF, dan MYOR. Namun demikian, para investor juga harus mengantisipasi keadaan yang sebaliknya, yaitu jika kondisi pasar modal menjadi memburuk. investor justru bisa mengalami kerugian. Berdasarkan data conditional variance, untuk investasi jangka panjang, Investor BEJ sebaiknya memilih saham consumer goods yang tidak mengalami volatilitas dalam periode yang cukup panjang, seperti misalnya saham MYOR. Selain itu, investor juga disarankan agar tidak berinvestasi pada saham consumer goods pada periode yang memiliki volatilitas tinggi. Hal ini dimaksudkan agar investor dapat memperkecil risiko yang terjadi. |