ABSTRAK Karya akhir ini membahas masalah strategi kerjasama usahadalam mengembangkan usaha. Pembahasan dilakukan denganmembandingkan kasus kerjasama usaha dalam PT. Sinar Mas IntiPerkasa dan PT. Plaza Indonesia Realty. Dengan menganalisa dariperbandingan kedua kasus tersebut, diharapkan akan tampak poladan sifat-sifat kerjasama usaha yang berhasil dan yang gagal.Deng an cara ini, akan diperoleh pedoman untuk menentukankeberhasilan strategi pengembangan bisnis melalui kerjasamausaha. Dalam era globalisasi dunia usaha yang ditandai dengankompetisi usaha yang keras dan sengit, dunia usaha dihadapkanpada kenyataan bahwa untuk menang bersaing sangat sulit sekalibilamana berusaha sendiri, karena perusahaan memiliki kelemahandan sumber dana yang terbatas. Salah satu cara mengatasi masalahitu adalah dengan memakai strategi kerjasama usaha (aliansistrategik) untuk mengembangkan usaha. Perusahaan mau bekerjasama dengan perusahaan lain denganharapan bisa saling menutupi kelemahan masing-masing sehinggadiharapkan dari kerjasama usaha ini akan muncul perusahaan baruyang memiliki kekuatan untuk menjamin keberhasilan usaha dalammengatasi persaingan yang keras dan sengit. Perusahaan maubekerjasama karena melihat manfaat kerjasama usaha lebih besardaripada biaya dan pengorbanan yang timbul dari kerjasama usaha. Umumnya perusahaan bekerjasama untuk mencapai beberapa tujuan seperti tujuan internal (umpamanya menyebar resiko), tujuan komperisi (seperti menciptakan posisi bersaing yang menguntungkan) dan tujuan strategis (umpamanya memperoleh teknologi baru). Perusahaan yang ingin mengembangkan usaha dianjurkanmemakai strategi kerjasama usaha apabila posisi bersaingperusahaan cukup kuat dalam pasar usaha (banyak memiliki danacash) dan prospek industri tidak bagus. Perbandingan kedua kasus kerjasama usaha dalam karyaakhir ini menunjukkan bahwa strategi kerjasama usaha bisamemberikan hasil yang positip; namun di lain pihak, kerjasamausaha mudah sekali bubar. Dari temuan studi ini, ada beberapa faktor yangmenyebabkan kerjasama antara perusahaan bubar, antara lain = Struktur manajemen dan pemilikan yang tidak fleksibel sehinggamenimbulkan banyak ketidakpastian yang akhirnya mendorong tindakan politik. = Distribusi kekuasaan dalam.kerjasama yang tidak rata. = Tidak ada komitmen bersama jangka panjang di antara pesertakerjasama. = Jalur komunikasi dalam kerjasama usaha yang tertutup, dan = Perubahan arah strategi, kepentingan dan posisi tawar-menawarmasing-masing peserta kerjasama usaha. Di lain pihak, ada beberapa faktor yang menyebabkankerjasama usaha dapat bertahan, antara lain = Ada komitmen bersama jangka panjang dari masing-masing pesertakerjasama untuk mempertahankan dan mensukseskan kerjasamausaha tersebut. = Distribusi kekuasaan dalam kerjasama usaha terbagi rata secaraterpadu. = Jalur komunikasi antara peserta kerjasama dapat ber)alanlancar dan baik. = Arah strategi, kepentingan dan posisi tawar-menawar masingmasingpeserta kerjasama belum berubah dan masih tetap sepertisemula pada saat kerjasama usaha tersebut dibentuk. = Kerjasama usaha yang berhasil membutuhkan kecocokan gayamanajemen dan budaya perusahaan dan karena itu . diperlukanmanajemen yang fleksibel agar dapat menyesuaikan diri denganperubahan-perubahan akibat kerjasama usaha itu. Berdasarkan hal itu, maka disimpulkan beberapa pointsebagai berikut : 1. Kerjasama usaha dengan pihak lain membutuhkan komitmen jangkapanjang (yang berupa komitmen misi maupun komitmen keuangandan lainnya) dari masing-masing peserta kerjasama untukmempertahankan dan mensukseskan kerjasama usaha tersebut.Tanpa hal ini, dapat dipastikan kerjasama usaha akan gagalAdanya komitmen jangka panjang ini akan memberikankeyakinan kepada para peserta kerjasama lainnya bahwa arahstrategi dan posisi tawar-menawar para peserta kerjasama akankonsisten dan tidak akan berubah, sehingga kerjasama usahadiharapkan dapat bertahan. 2. Agar kerjasama usaha dapat sukses, sebaiknya kekuasaan dalamkerjasama tersebut didistribusikan kepada para pesertakerjasama secara terpadu dan merata, sehingga tidak adapeserta kerjasama yang merasa lebih berkuasa daripada pesertalainnya dan berbagai tugas dilakukan bersama-sama.dominasi dalam kerjasama usaha yang sangat tidak membantu dalammelestarikan kerjasama usaha tersebut.3. Agar kerjasama usaha dapat bertahan lama, sebaiknya dijaga agar jalur komunikasi antara para peserta kerjasamaa dapat berjalan lancer dan baik, mudah sekali timbul kesalah-pahaman yang dapat berakibat bubarnya kerjasama usaha tersebut. 4. Kerjasama usaha yang berhasil membutuhkan kecocokan gayamanajemen dan budaya perusahaan sehingga diperlukan manajemen(baik berupa sistim manajemen maupun orangnya) yang fleksibelagar dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yangtimbul dari kerjasama usaha tersebut. 5. Strategi kerjasama usaha biasanya merupakan strategi perantarasebelum kelemahan dan kekurangan perusahaan dapat diatasi.Karena itu bentuk perusahaan kerjasama umumnya sangat labil. 6. Dalam kerjasama usaha, biasanya peserta kerjasama usaha yang paling lemah yang memperoleh manfaat paling besar dari kerjasama usaha tersebut. 7. Untuk mempertahankan kerjasama usaha dapat dilakukan denganmengurangi dorongan melakukan tindakan politik, menjaga aruskomunikasi antara peserta kerjasama usaha berjalan lancar danmengurangi kecenderungan konf lik dengan arm-length-transactionmaupun mempertahankan manajemen lama. |