Full Description
Cataloguing Source | LibUI ind rda |
Content Type | text (rdacontent) |
Media Type | computer (rdamedia) |
Carrier Type | online resource (rdacarrier) |
Physical Description | x, 110 pages : illustration ; 28 cm + appendix |
Concise Text | |
Holding Institution | Universitas Indonesia |
Location | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
- Availability
- Digital Files: 1
- Review
- Cover
- Abstract
Call Number | Barcode Number | Availability |
---|---|---|
T-Pdf | 15-17-947214040 | TERSEDIA |
No review available for this collection: 20453323 |
Abstract
ABSTRAK
Era globalisasl memberi dampak positlp atas pertumbuhan peranan transportasi udara dewasa ini rnaupun dimasa mendatang, dimana tingk.at pertumbuhan mencapai 6,6% per tahun. Pertumbuhan transportasl udara ini akan berdampak langsung pada pertumbuhan perawatan pesawat udara itu sendiri.
PT. Garuda Indonesia merupakan perusahaan penerbangan nasional Indonesia dengan fokus jalur penerbangan luar negri. Dalam mendukung kelancaraan operasional penerbangan pesawat udara Garuda Indonesia, Garuda Maintenance Facility (GMF) merupakan pusat perawatan pesawat udara Garuda Indonesia.
Dalam mengantlsipasi persaingan penerbangan yang semakin ketat, Garuda Miantenance Facility selalu berusaha untuk mengembangkan kapabilitas dan kapasitasnya. Hal ini telah dilaksanakan melalui perluasan hanggar dan fasilitasnya, serta peningkatan kemampuan dari para personelnya.
Jumlah personel Garuda Maintenance Facility telah mencapai 2981 pegawai dengan aneka ragam profesi. Jurnlah personel yang demikian besar rnerupakan asset perusahaan yang sangat vital yangakan menentukan masadepan perusahaan. Sumber Daya Manusia di Garuda maintenance Facility merupakan critical succes factor, yang harus dikelola, dibina dan dik.embangkan demi mas a de pan perusahaan. Garuda Maintenance Facility harus mampu untuk membina para personelnya untuk menjadi pegawai-pegawai yang profesional, yang memiliki kemampuan tinggi dalam perawatan pesawat udara dan komponennya. Tantangan untuk Gruuda Maintenance Facility tidak h~ya untuk perawatan pesawat udara yang dimiliki Garuda Indonesia, tapi juga pesawat-pesawat luar dalam rangka sebagai profit centre
Dalam upaya pembinaan para personelnya tersebut, Garuda Maintenance Facility harus mengadakan pembenahan yang serius khususnya pada hal-hal yang sangat rawan dibidang SDM. Hal-hal yang saat ini merupakan permasalahan utama dibidang SDM Garuda Maintenance Facility adalah tentang tidakadanyajenjang pegawai fungsional, Pola pendidikan dan latihan, sistim Production Planning & Control/PPC dan budaya kerja.
Fokus penekanan pada tulisan ini adalah tentang penyusunan jenjang karir fungsional, dimana melalui pengaturan pola ini maka akan termasuk pengaturan Pola pendidikan dan latihan, peningkatan produktifitas kerja yang (selanjutnya harus dikaitkan pada sistim PPC) dan budaya perusahaan serta sebagai sarana dalrun pembinaan dan motivasi pegawai yang efektif.
Jenjang karir jabatan fungsional di Garuda Maintenance Facility mencakup jabatan Teknisi, Inspector, Planner dan Engineer, yang secara organisatoris dibawahkan oleh pejabat struktural tapi sistim k.epangkatan berdasarkan profesinya dan tidak dibatasi oleh pejabat struktural yang membawahkannya. Sistim jenjang karir ini bersifat terbuka, dalam arti memungkinkan teljadinya perubahan profesi antara jabatan fungsional itu sendiri atau antara jabatan fungsional dan struktural.
Pembinaan jenjang karir fungsional ini merupakan upayastrateglsdibidangbisnis penerbangan. Tampaknya tidak akan pen1ah te:tjadi suatu perusahaan penerbangan akan memiliki keunggulan dari para pesaingnya dengan mengabaikan pembinaan sumber daya manusia.
Era globalisasl memberi dampak positlp atas pertumbuhan peranan transportasi udara dewasa ini rnaupun dimasa mendatang, dimana tingk.at pertumbuhan mencapai 6,6% per tahun. Pertumbuhan transportasl udara ini akan berdampak langsung pada pertumbuhan perawatan pesawat udara itu sendiri.
PT. Garuda Indonesia merupakan perusahaan penerbangan nasional Indonesia dengan fokus jalur penerbangan luar negri. Dalam mendukung kelancaraan operasional penerbangan pesawat udara Garuda Indonesia, Garuda Maintenance Facility (GMF) merupakan pusat perawatan pesawat udara Garuda Indonesia.
Dalam mengantlsipasi persaingan penerbangan yang semakin ketat, Garuda Miantenance Facility selalu berusaha untuk mengembangkan kapabilitas dan kapasitasnya. Hal ini telah dilaksanakan melalui perluasan hanggar dan fasilitasnya, serta peningkatan kemampuan dari para personelnya.
Jumlah personel Garuda Maintenance Facility telah mencapai 2981 pegawai dengan aneka ragam profesi. Jurnlah personel yang demikian besar rnerupakan asset perusahaan yang sangat vital yangakan menentukan masadepan perusahaan. Sumber Daya Manusia di Garuda maintenance Facility merupakan critical succes factor, yang harus dikelola, dibina dan dik.embangkan demi mas a de pan perusahaan. Garuda Maintenance Facility harus mampu untuk membina para personelnya untuk menjadi pegawai-pegawai yang profesional, yang memiliki kemampuan tinggi dalam perawatan pesawat udara dan komponennya. Tantangan untuk Gruuda Maintenance Facility tidak h~ya untuk perawatan pesawat udara yang dimiliki Garuda Indonesia, tapi juga pesawat-pesawat luar dalam rangka sebagai profit centre
Dalam upaya pembinaan para personelnya tersebut, Garuda Maintenance Facility harus mengadakan pembenahan yang serius khususnya pada hal-hal yang sangat rawan dibidang SDM. Hal-hal yang saat ini merupakan permasalahan utama dibidang SDM Garuda Maintenance Facility adalah tentang tidakadanyajenjang pegawai fungsional, Pola pendidikan dan latihan, sistim Production Planning & Control/PPC dan budaya kerja.
Fokus penekanan pada tulisan ini adalah tentang penyusunan jenjang karir fungsional, dimana melalui pengaturan pola ini maka akan termasuk pengaturan Pola pendidikan dan latihan, peningkatan produktifitas kerja yang (selanjutnya harus dikaitkan pada sistim PPC) dan budaya perusahaan serta sebagai sarana dalrun pembinaan dan motivasi pegawai yang efektif.
Jenjang karir jabatan fungsional di Garuda Maintenance Facility mencakup jabatan Teknisi, Inspector, Planner dan Engineer, yang secara organisatoris dibawahkan oleh pejabat struktural tapi sistim k.epangkatan berdasarkan profesinya dan tidak dibatasi oleh pejabat struktural yang membawahkannya. Sistim jenjang karir ini bersifat terbuka, dalam arti memungkinkan teljadinya perubahan profesi antara jabatan fungsional itu sendiri atau antara jabatan fungsional dan struktural.
Pembinaan jenjang karir fungsional ini merupakan upayastrateglsdibidangbisnis penerbangan. Tampaknya tidak akan pen1ah te:tjadi suatu perusahaan penerbangan akan memiliki keunggulan dari para pesaingnya dengan mengabaikan pembinaan sumber daya manusia.