ABSTRAK Project finance adalah bentuk pendanaan yang sifatnya unik dan perlu banyakpertimbangan aspek ekonomis dan hukum oleh semua pihak yang terlibat dalampendanaan proyek. Beberapa hal yang harus dipahanii adalah bagaimana mengetahuirisiko potensial default menggunakan ukuran Debt Service Coverage Ratio (DSCR).DSCR merupakan rasio present value fi'ee cash flow proyek terhadap outstanding loansetiap periode. Selain itu, beberapa dokumen terkait yang digunakan pada penelitian iniadalah ; Loan Agreement, Trustee and Paying Agent Agreement, Producer Agreement,Operator's Agreement dan Sales and Purchase Agreement. Pada pendanaan ini, risikoterbesarnya terletak pada ketidakpastian cash flow proyek, walaupun terdapat risikorisikolain seperti political risk, price of project output risk; interest risk; dan lain-lain.Risiko yang terjadi ini lebih disebabkan ketidakpastian cash flow untuk pengembalianpinjaman karena harga minyak mentah Indonesia. Risiko ini ditandai apabila nilai DSCRterjadi dibawah 140%, karena proyek diperkirakan akan mengalami kesulitan likuditasdan dapat mengalami default. Simulasi proyeksi cash flow untuk mcnghitung DSCR ini, digunakan hargaminyak mentah ICP melalui simulasi Monte Carlo. Variabel input data tersebutterdistribusi normal, maka simulasi digunakan atribut data berupa mean dan deviasistandar. Sedangkan untuk analisis tingkat risiko digunakan probabilitas distribusi DSCRdalam bentuk persentil, dengan menginterpretasikan probabilitas distribusi DSCR dandiscriptive statistics hasil simulasi. Perhitungan DSCR didasarkan pada cash flow proyekdan besarnya sal do pinjaman setiap peri ode kuartal melalui simulasi sampai 10.000 kali. Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh bahwa proyeksi cash flow dibuatmenggunakan periode 28 kuartal kedepan dan random variate harga minyak ICP.Sedangkan pengukuran risiko digunakan ukuran DSCR, yang merupakan ukurankemampuan proyek BLRE mengembalikan pinjaman kepada pihak bank. Tingkat risikodapat diketahui apabila nilai DSCR yang jatuh dibawah treshold DSCR sebesar 140%.Semakin kecil nilai DSCR, semakin besar tingkat risiko proyek. Selain itu, besamya nilaideviasi standar DSCR dari nilai rata-ratanya, maka akan semakin berisiko pula.Berdasarkan hasil ini, diketahui dengan baik bahwa pada periode awal kuartal dianggappaling berisiko dibanding periode berikutnya. Selanjutnya, tingkat risiko mengalamipenurunan pada periode akhir pengembalian pinjaman, seperti ditunjukkan nilai DSCRmakin besar. Sedangkan, nilai deviasi standar cenderung naik dari sebesar 0,7499 padakuartal ke-1 sampai sebesar 0,867 pada kuartal ke-28. Dengan demikian, bankdisarankan menggunakan proyeksi cash flow pada penelitian ini, mengingat proyeksicash flow sangat baik dan sudah mempertimbangkan semua parameter konstan danvariabel. |