Perkembangan industri keramik di Indonesia khususnya di Gresik menghasilkan potensi bahaya gangguan kesehatan pekerja khususnya pernafasan akibat debu respirabel yang dihasilkan dalam proses produksi. Gangguan atau kelainan pernafasan ini dirasakan pekerja sebagai keluhan sistem pernafasan dan dapat menimbulkan penurunan produktifitas. Belum ada penelitian yang dilakukan di industri keramik di Gresik mengenai hubungan pajanan debu respirabel dan faktor risiko lain dengan keluhan sistem pernafasan pada pekerja selama ini. Oleh karena itu tujuan dari tesis ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pajanan debu respirabel dan faktor risiko lain dengan keluhan sistem pernafasan pada pekerja industri keramik. Metode penelitian ini adalah cross-sectional dengan sampling population sebanyak 141 orang. Hasil penelitian ini adalah responden yang terpajan debu respirabel diatas NAB sebanyak 5, sedangkan yang terpajan dibawah NAB (3mg/m3) sebanyak 95%, didapatkan pula responden yang mengalami keluhan sistem pernafasan sebesar 40,4%. Konsentrasi debu respirabel berhubungan dengan keluhan sistem pernafasan dengan nilai p-value = 0,001 (95% CI; 0,300-0,465) dengan PR sebesar 2,680. Sedangkan faktor risiko lain jenis kelamin, usia, masa kerja, IMT, kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga dan penggunaan APD tidak berhubungan dengan keluhan sistem pernafasan. The development of ceramic industry in Indonesia especially in Gresik produces potential health hazards to workers, especially respiratory problems, due to the respirable dust produced in the production process. This respiratory disorder is perceived by the worker as respiratory complaints and may lead to a decrease in productivity. No research has been done in the ceramic industry in Gresik regarding the relationship between respirable dust exposure and other risk factors with respiratory complaints on workers over the years. Therefore the purpose of this thesis is to know the relationship between respirable dust exposure and other risk factors with respiratory complaints on ceramic industry workers. The method of this study is cross sectional with a sampling population of 141 people. The result of this research is the exposure of respirable dust over NAB is 5%, while those exposed below NAB (3mg/m3) is 95%, also respondents having subjective respiratory complaint is 40,4%. Respirable dust concentration was associated with subjective respiratory complaints with p value 0.001 (95% CI, 0.300-0.465) with a PR of 2,680. While other risk factors sex, age, employment, BMI, smoking habits, exercise habits and use of PPE are not associated with subjective respiratory complaints. Key words ceramic industry, respirable dust, respiratory complaints. |