Media dan kelompok minoritas: kepanikan moral pada pembungkaman media komunitas LGBT Indonesia di dunia maya = Media and minority group moral panic on the silence of Indonesian LGBT's community media in cyberspace
Erlangga Saputra;
Dimas Adrianto I.P., supervisor
(Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017)
|
Sebagai kelompok minoritas di Indonesia, kelompok LGBT Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender menjadi kelompok yang rentan untuk ditampilkan oleh media massa arus utama dengan cara yang tidak berimbang. Akibatnya, kelompok LGBT mengalami marginalisasi atas penggambaran tersebut. Dewasa ini, dunia maya memungkinkan kelompok LGBT untuk memiliki media komunitas mereka sendiri. Hadirnya media komunitas dianggap penting bagi kelompok LGBT sebagai corong untuk berbicara dan mengekspresikan diri. Makalah ini akan membahas mengenai pembungkaman media komunitas LGBT di dunia maya akibat dari kepanikan moral yang terjadi di Indonesia karena isu LGBT. Melalui studi dokumen serta wawancara yang dilakukan dengan beberapa media komunitas, penulis mendapatkan bahwa pembungkaman terjadi pada beberapa media komunitas dan tidak dirasakan oleh media komunitas lain. Media komunitas yang menjadi pembahasan dalam makalah ini yaitu, CONQ Webseries, KabarLGBT.org dan Melela.org. Terakhir, disimpulkan dalam makalah ini bahwa kepanikan moral akibat isu LGBT yang dibawa oleh media massa tidak serta-merta membuat semua aktivitas bermedia dari kelompok LGBT menjadi terhenti. As a minority group in Indonesia, LGBT Lesbian, Gay, Bisexual and Transgender becomes vulnerable to be depicted in an unbalance way by mainstream media. As a result, LGBT groups are marginalized. Nowadays, cyberspace allows LGBT to have their own community media. The presence of this community media is important for LGBT to talk and express themselves. This paper will discuss about the silence of Indonesian LGBT rsquo s community media in cyberspace due to the moral panic that occurred in Indonesia. The moral panic happened because of LGBT issues which are triggered by Indonesia rsquo s mainstream media. Through document studies as well as an interview conducted with a community media, author found that silencing occurred only in some community media and not perceived by others. The community media discussed in this paper are CONQ Webseries, KabarLGBT.org and Melela.org. Finally, it is concluded that the moral panic caused by LGBT issues brought by the mainstream mass media does not necessarily make all media activites of LGBT groups stalled. |
![]()
|
No. Panggil : | MK-Pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | 29 pages |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
MK-Pdf | 10-17-772048854 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20460259 |