Analisis re-segmentasi tabungan di BRI unit
Tampubolon, Edison;
Adi Zakaria Afiff, supervisor
([Publisher not identified]
, 2003)
|
ABSTRAK Sambutan masyarakat pedesaan terhadap tabungan Simpedes BRI Unit sangatluat biasa setidaknya tercermin dari perkembangan jumlah penabung dan total tabungandari 2.655 orang dan Rp.307 juta pada tahun 1984 meningkat hingga lebih dari 1,6 jutaorang nasabah dan total tabungan menjadi Rp.341, 95 miliar pada akhir tahun 1988 dankeberhasilan tersebut tidak berhenti sampai disitu saja karena Simpedes BRI Unit telahmampu melewati krisis ekonomi yang dihadapi industri perbankan pada tahun 1997 dantetap survive hingga saat ini dengan prestasi yang semakin menggembirakan karena padaposisi Juni 2003 jumlah penabung telah mencapai 26.254.130 orang dengan total tabunganhampir 18 triliun rupiah atau rata-rata tabungan yang dimiliki pemegang tabunganSimpedes sebesar Rp 685.606. Keberhasilan itu tentu saja diperoleh melalui usaha yang keras dan penetapanstrategi yang terencana dengan baik diantaranya dengan melakukan persiapan danperencanaan produk yang baik melalui analisis pasar, riset pasar dan penetapan targetsasaran yang tepat, sehingga produk yang diluncurkan benar-benar sesuai dengan segmenpasar yang dipilih. Sukses Simpedes ini dimanfaatkan BRI dengan memperkenalkan produk baru"Simaskot" untuk meraih segmen masyarakat perkotaan sebagai pengembangan targetpasar dengan melakukan modiftkasi produk Simpedes berupa pembedaan jenis hadiah danjumlah setoran minimal yang dipersepsikan BRI sebagai faktor pembeda antaramasyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan. Satu hal yang dilupakan BRI ketikamengembangkan produk baru "Simaskot", tidak melakukan persiapan dan perencanaanseperti yang dilakukannya sewaktu membidani kelahiran Simpedes, hal ini paling tidaknampak pada Surat Edaran Direksi BRI NOSE:S.l63-DIR/BUD/11/89 tanggal 29Nopember 1989 tentang Simpanan Masyarakat Kota (Simaskot) yang direncanakan untukmencukupi kebutuhan masyarakat kota akan instrumen simpanan maka Direksimemandang perlu memperkenalkan Simaskot yang dilayani di BRI Unil Kola dan diKamor Cabang di Jakarta Raya, Kantor Cabang di ibukota propinsi dan Kantor Cabangdi ibukota kabupatenlkotamadya. Tidak disadari bahwa Kantor Cabang wilayah Jakarta Raya, ibukota propinsi danibukota kabupaten!kotamadya sudah melayani Tabanas BRI yang relatif lebih baikdibanding Sirnaskot karena sudah lebih dahulu dikenal masyarakat perkotaan, sehinggapositioning "Simaskot" memasuki segmen perkotaan tidak jelas karena selain tidakmenawarkan sesuatu. yang unik tabungan ini juga menjadi pesaing Tabanas BRI yang dilayani Kantor Cabang yang berlokasi di pusat kota yang menjadi target Simaskot. Sangat mudah membuktikan bahwa Bank BRI tidak serius mempersiapkanproduk barunya ini seperti yang dilakukannya terhadap Sirnpedes, misalnya Bank BRIbelum mendefenisikan dengan tegas segmen masyarakat perkotaaan itu sendiri sehinggamenimbulkan perbedaan persepsi tentang kebutuhan dari masyarakat kota itu sendiri.Masyarakat kota menurut BRI ( sesuai dengan surat Edaran diatas) adalah masyarakat yangtinggal di Jakarta, di ibukota Propinsi dan ibukota kabupaten!kotamadya suatu pemahamanyang keliru dan terlalu sederhana apabila dipergunakan sebagai dasar penetapansegmentasi, karena perilaku dan kebiasaan orang menabung yang bertempat tinggal dikotadipastikan tidak semuanya sama karena banyak orang di kota masih berperilaku sepertiorang desa sebaliknya juga diyakini bahwa ada juga orang di desa berperilaku sepertiorang kota . dalam hal menabung. Contoh lain yang membuktikan bahwa penetapansegmentasi tersebut tidak tepat, karena masing-masing ibukota propinsi, ibu kotakotamadya dan ibukota kabupaten di negara kita ini tidak memiliki standar yang samadalam berbagai hal terutama dalam hal sumber daya sehingga penyebaran geografis yangsangat luas akan mengakibatkan perbedaan tingkat pertumbuhan ekonomi yang padaakhirnya akan mempengaruhi perbedaan sikap dan perilaku menabung. Artinya perilakumasyarakat ibukota kabupaten Merauke dengan masyarakat ibukota kabupaten Bekasidalam hal menabung dapat dipastikan tidak sama karena adanya perbedaan rata-ratapenghasilan yang sangat signifikan yang pada akhirnya mempengaruhi fungsi tabungan. Dari beberapa argumen tersebut diatas setidaknya dapat mengindikasikanpengembangan segmen perkotaan yang dilakukan BRI kurang tepat namun belum dapatdipergunakan sebagai alasan ilmiah untuk membuktikan bahwa pengembangan "SegmenPerkotaan" yang dilakukan Bank BRI kurang tepat karena belum didasari pembuktian.Tulisan ini akan menguji hipotesa tersebut dengan mempergunakan analisis statistik danprogram SPSS. Dalam pengujian dan analisis data, penulis mengumpulkan informasi dan datadatapendukung dengan melakukan wawancara terhadap dua ratus orang nasabah BRI unitdi Bendungan Hilir Jakarta mewakili nasabah perkotaan dan BRI Unit Citeureup Bogormewakili nasabah pedesaan serta melakukan studi kepustakaan pada Bank BRI dan BankIndonesia untuk mengetahui posisi tabungan BRI Unit pada industri perbankan. Agar hasilpengujian lebih akurat selain analisis statistik juga akan dilengkapi dengan pembahasankinerja dan perkembangan tabungan BRI Unit (Simpedes dan Simaskot). Kesimpulan tulisan ini menyebutkan bahwa kebijakan promosi dengan"memberikan hadiah yang berbeda" tidak dapat membedakan penabung BRI Unit kotadan penabung BRI Unit desa secara signifikan sehingga penetapan segmentasi yangdilakukan Bank BRI dengan meluncurkan produk Simaskot menjadi kurang optimal, olehkarena itu disarankan agar Bank BRI melakukan "Re-segmentasi Pasar" dan "EvaluasiProduk" salah satu cara yang diyakini dapat mengantisipasi pertumbuhan market sharetabungan BRI Unit yang cenderung semakin menurun. Disamping itu penulis jugamerekomendasikan segmentasi baru yang dalam tulisan ini disebut sebagai "PenabungTradisional dan Penabung Modern" menggantikan segmentasi lama yang ditetapkanberdasarkan lokasi BRI Unit Satu hal yang ingin disampaikan bagi pembaca yang ingin melal.'Ukan penelitianlebih lanjut tentang Segmentasi Tabungan BRI Unit agar melengkapi data-data penelitiandengan melakukan wawancara terhadap nasabah Bank lain dan lokasi penelitian tidakterbatas hanya di Pulau Jawa saja tetapi sebaiknya memilih sample mewakili seluruhwilayah geografi Indonesia paling tidak perwakilan dari Indonesia Bagian Barat, BagianTengah, dan Bagian Timur agar lebih mencerminkan kebiasaan dan perilaku menabungmasyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan Indonesia yang sesungguhnya. |
T11343-Edison Tampubolon.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | T-Pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2003 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | xiii, 107 pages : illustration ; 28 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
T-Pdf | 15-17-007575571 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20460793 |