Strategi pemasaran pt akses dalam era otonomi daerah
Jenni Wihartini Tjakra;
Sofjan Assauri, supervisor
([Publisher not identified]
, 2003)
|
ABSTRAK Karya akhir ini mempunyai tujuan untuk menganalisis dampak otonomi daerahterhadap jalannya usaha asuransi kesehatan yang dikelola oleh PT. ASKES dan strategipemasaran yang sistematis dan terarah bagi PT. ASKES dalam era otonomi daerah tersebut. Pada hakekatnya, kebijakan otonomi daerah menempatkan Pemerintah Daerahsebagai Pemegang kewenangan dalam penyelenggaraan semua bidang pemerintahanberazaskan desentralisasi dalam arti luas kecuali atas kewenangan strategis tertentu yangakan ditetapkan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah, dalam wujud nyata untuk ditumbuhkembangkan secara bertanggung jawab sebagai konsekuensi pemberian hak dan kewenangankepada daerah. Pemberian otonomi ditujukan bagi peningkatan pelayanan dan kesejahteraanmasyarakat, pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan sertapemeliharaan hubungan yang sesuai antara Pusat dan Daerah dalam kerangka NegaraKesatuan Republik Indonesia. PT. ASKES sebagai penyelenggara jaminan pemeliharaan kesehatan memulaikiprahnya sejak tahun 1968 dengan program ASKES Sosial yang berlingkup nasional bagipegawai negeri sipil (PNS), pensiunan PNS, pensiunan TNI/Polri, Veteran dan PerintisKemerdekaan beserta keluarganya. Dalam perkembangannya sejak tahun 1992 PT. ASKESmemperluas usahanya dengan menyelenggarakan program ASKES Komersial bagi karyawanBadan Usaha dan keluarganya. Dengan terbitnya kebijakan tentang otonomi daerah (UU No. 22/1999 dan UU No. 25/1999)ditemui beberapa daerah yang mengembangkan wacana dan keinginan untukmenyelenggarakan pelayanan kesehatan mandiri berupa ASKESDA (Asuransi KesehatanDaerah), sebagai salah satu program PEMDA yang akan menggantikan program ASKESSosial. Hal ini tentu saja dapat berkembang menjadi ancaman bagi kesinambungan programASKES Sosial yang berlingkup nasional yang selama ini diselenggarakan oleh PT. ASKES.Perubahan status rumah sakit menjadi Perjan, yang secara otomatis mempengaruhi biayapemeliharaan kesehatan, dimana tarif pelayanan rumah sakit ditentukan oleh pemerintahdaerah bersama DPRD setempat, yang berorientasi terhadap keniampuan rumah sakit untukmembiayai operasi rumah sakit tersebut. Hal ini menimbulkan kecenderungan providermeningkatkan tarif pelayanan kesehatan untuk memperbesar Pendapatan Asli Daerah (PAD). Adanya wacana dan keinginan dari beberapa daerah tersebut diatas telahmemunculkan inspirasi bagi penulis untuk melihat seberapajauh dampak ancaman kebijakanPemerintah Daerah di bidang kesehatan dalam era otonomi daerah terhadap kesinambungandalam mempertahankan posisi sebagai "market leader'' penyelenggara jaminan pemeliharaankesehatan serta sebagai "development agent" dalam memberi pelayanan kesehatan yangmemadai dan terjangkau bagi masyarakat peserta ASKES Sosial. Selain daripada itu jugaakan dilakukan pengkajian dampak otonomi daerah terhadap program ASKES Komersial. Untuk itu dilakukan analisis terhadap lingkungan bisnis dan dari hasil analisisterhadap lingkungan eksternal makro maupun semi makro khususnya tentang dampakotonomi daerah terhadap PT ASKES menunjukkan bahwa :Masyarakat yang terjamin oleh asuransi kesehatan hanya 18%, artinya pasar asurans1kesehatan masih sangat. besar. Namun pasar yang besar tersebut justru adalah masyrakatmiskin sekitar 20% dari jumlah penduduk. Sesuai dengan prinsip asuransi kesehatan pengelolaannya mengikuti hukum bilanganbesar (law of the large number), sehingga terjadi cross subsidy diantara peserta. Belum adanya kesiapan Pemerintah Daerah, baik dari segi pembiayaan, administrasi danfasilitas pelayanan kesehatan. Tersedianya produk ASKES komersial yang beragam yang dapat memenuhi kebutuhanpeserta sesuai dengan macam benefit dan luasnya jangkauan jaringan pelayanankesehatan. Memperhatikan hal-hal tersebut, maka PT. ASKES menetapkan strategi pemasaranyang sistemetis dan terarah bagi kelompok pasar ASKES Sosial dan pasar ASKES Komersialyang disewaikan dengan target market yang ditetapkan. PT. ASKES. Selain daripada itudikembangkan pula pemahaman terhadap ancaman yang menghadang sebagai dasar untukmengembangkan peluang untuk merekrut Pemerintah Daerah sebagai mitra kerja PT. ASKESuntuk mengelola jaminan pemeliharaan kesehatan bagi penduduknya terutama masyarakatmiskin yang belum mempunyai jaminan asuransi kesehatan. Adanya sinergi tersebut akanberimplikasi pada perluasan market share PT. ASKES, dengan mengoptimalkan kekuatandan menekan kelemahan-kelemahan perusahaan, sehingga misi dan visi perusahaan dapatterlaksana sesuai dengan yang diharapkan dan memberikan manfaat yang maksimal bagiseluruh stakeholder. |
T11647-Jenni Wihartini Tjakra.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | T-Pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2003 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | x, 124 pages : illustration ; 28 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
T-Pdf | 15-17-345614982 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20461012 |