Strategi bersaing fitofarmaka menghadapi obat modern
Rika Rifana Sari, Author;
Sofjan Assauri, supervisor
([Publisher not identified]
, 2005)
|
ABSTRAK Kecenderungan sistem pengobatan global ke arah penggunaan herbal medicine membuka peluang bagi industri farmasi Indonesia untuk mengembangkan obat berbahan baku alami. Dengan kekayaan bahan baku tumbuhan obat yang tersedia, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan obat berbasis sumber daya alam. Indonesia membagi skema obat yang bahan bakunya berasal dari tumbuhan, sebagai berikut: jamu, herbal terstandar dan fitofarmaka. Fitofarmaka merupakan stratifikasi tertinggi dari obat bahan alam yang telah mengalami !lji klinis dan sejajar dengan obat modem. Kondisi ini mengharuskan fitofarmaka bermain dan bersaing di pasar obat modem pada masing-masing kelas terapinya. Sebagai obat yang telah melalui uji klinis, pada dasarnya fitofarmaka mampu bersaing dengan obat modem. Namun, karena penggunaan fitofarmaka belum terinstitusionalisasi dikalangan masyarakat_ dan profesi medis, maka persaingan antara fitofarmaka dan obat modern menjadi tidak seimbang. Daya saing yang lemah dari fitofarmaka dapat disebabkanberbagai aspek. Dengan mengetahui penyebabnya, diharapkan diperoleh berbagai kemungkinan dan strategi untuk menghadapi persaingan dengan obat modern. Karya akhir ini akan membahas mengenai strategi fitofarmaka dalam bersaing menghadapi obat modem. Untuk mendapatkan altematif strategi, maka karya akhir ini mempunyai 2 (dua) tujuan, yaitu: untuk mengetahui faktor utama (faktor internal dan faktor ekstemal) dan faktor lain yang menyebabkan fitofarmaka sulit bersaing dengan obat modern, dan dapat memberikan rekomendasi sebagai strategi bersaing fitofarmaka menghadapi obat modern. Data yang didapatkan, baik melalui literatur maupun hasil wawancara diolah dan dianalisis dengan mendeskripsikan data tersebut dan melakukan pemetaan terhadap kerangka analisis strategi yang digunakan. Dari pemetaan kerangka analisis strategi diperoleh rumusan altematif strategi dengan memakai pendekatan Matriks IE (Internal-External), Matriks Strategi Induk, Matriks Industry Attractiveness, dan Matriks TOWS. Dari rumusan altematif strategi yang diperoleh, dilakukan pemilihan altematif strategi yang paling sesuai dengan menggunakan Matriks QSPM (The Quantitative Strategic Planning Matrix). Langkah ini akan memberikan rekomendasi bagi peningkatan peran fitofarmaka dalam pengobatan danstrategi persaingannya dengan obat modern. Analisis faktor internal fitofarmaka memperlihatkan bahwa keunggulan fitofarmaka dari segi bahan baku yang melimpah, adanya bukti empiris dan pendekatan scientific terhadap khasiat dan efek sampingnya, serta range therapy yang lebih fleksibel dibandingkan dengan obat kimia modern, temyata tidak membuat fitofarmaka diterirna kalangan medis dan masyarakat. Masih banyak kelemahan yang dimiliki oleh fitofarmaka, yaitu: pricing strategy yang tidak kompetitif, multiple ingredients dari fitofarmaka dan indikasi serta target terapi yang relatif general, sehingga acceptability dari kalangan medis masih rendah, image dan persepsi masyarakat yang belum mendukung, post marketing study yang masih minim, informasi MESO (Monitoring Efek Samping Obat) masih kurang, promosi yang kurang gencar, serta segmentasi ke konsumen yang kurang potensial. Analisis faktor ekstemal dari fitofarmaka menggambarkan kurang kuatnya posisi persaingan fitofarmaka dengan obat modem. Peluang kecenderungan global penggunaan obat berbahan baku alam, temyata lebih banyak dimanfaatkan oleh pihak luar negeri untuk melakukan penelitian tumbuhan obat Indonesia. Di pihak lain, rekomendasi WHO untuk menggunakan obat herbal belum mampu dimanfaatkan dengan baik oleh industri farmasi dan obat tradisional di Indonesia. Ancaman masuknya obat herbal dari negara lain dengan riset yang lebih maju perlu segera di antisipasi. Kurangnya perhatian pemerintah dan industry farmasi serta industri obat tradisional di Indonesia untuk memproduksi fitofarmaka, terlihat dari jumlah fitofarmaka yang beredar masih 5 (lima) produk. Selain itu, cross substitute dengan obat modem sangat besar, serta adanya ancaman dari jamu dan herbal medicine yang dikombinasikan dengan bahan kimia. Dari analisis terhadap berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan fitofarmaka, terlihat bahwa daya saingnya lebih lemah dibandingkan obat modem. Sistem pengobatan di Indonesia yang berorientasi pada penggunaan obat modem merupakan masalah utama yang harus diatasi oleh fitofarmaka dalam menghadapi persaingan dengan obat modem. Berdasarkan analisis terhadap berbagai faktor yang disebutkan di atas, maka untuk menghadapi kondisi persaingan dengan obat modem, ditawarkan altematif strategi yang harus dilakukan fitofamaka yaitu: pertama, melakukan pricing strategy yang lebih kompetitif dan pengembangan pasar dengan mempertimbangkan segmentasi pasar kepada masyarakat menengah ke bawah yang sudah memiliki budaya minum jamu sebagai upaya pengobatan. Kedua, meningkatkan penerimaan (acceptabiity) tenaga medis dan masyarakat dalam menggunakan fitofarmaka dengan jalan adanya dukungan regulasi pemerintah, misalnya memasukkan fitofarmaka ke dalam DPHO (Daftar Plafon Harga Obat) yang digunakan oleh asuransi kesehatan, serta disarankan melakukan penelitian dan pengembangan fitofarmaka untuk digunakan pada pengobatan penyakit dengan prevalensi yang dominan di Indonesia, seperti TBC, demam berdarah, malaria, dan penyakit infeksi lainnya. Ketiga, dengan kondisi persaingan seperti saat ini, fitofarmaka harus memposisikan diri sebagai pelengkap dan pendukung keberhasilan pengobatan obat modem, sehingga efek terapi obat modem menjadi lebih optimal. |
T15883-Rika Rifana Sari.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | T-Pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2005 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | xi, 99 pages : illustration ; appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
T-Pdf | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20461027 |