:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Analisis model kehidupan perusahaan asuransi jiwa di Indonesia: peluang mengalmi financial distress

Untung Afandi; Iwan Pasila, supervisor ([Publisher not identified] , 2003)

 Abstrak

ABSTRAK
Industri asuransi adalah salah satu industri ]asa keuangan yang perkembangannya sangat ditentukan oleh kepercayaan masyarakat. Tingkat kepercayaan ini berkaitan erat dengat kesehatan perusahaan asuransi. Alat ukur dari tingkat kesehatan ini diantaranya adalah tingkat kecukupan dari aktiva yang diperkenankan terhadap kewajiban yang dimiliki perusahaan. Dalam literatur manajemen keuangan, ketidakmampuan perusahaan memenuhi kewajibannya disebut financial distress.
Berdasarkan data-data yang diperoleh, yang kemudian diolah dengan menggunakan Cox Proportional Hazard Model didapat model financial distress perusahaan asuransi jiwa sampel sebagai berikut:
h(tl z) = ho(t). exp( a ROA + b ROE + c HIPPN + d PASET + e KPPB+ f AIPKW)
dimana: ho(t)= Peluang terjadinya financial distress tanpa mempertimbangkan kovariat. Besar ho(t) tergantung dari waktu yang diminta, yaitu: ho(1 )=0.645, ho(2)=0.55, ho(3)=0, ho(4)=0.25, ho(5)=ho(6)=0 dan ho(7)=1. Sedangkan nilai koefisien masing-masing kovariat adalah: a= -69.1775; b = -12.9318; c = -7.9089;
d = -2.52S5; e = 103.8258; dan f= 9.3043.
Daya tahan (survival time) perusahaan asuransi jiwa yang menjadi sampel pada studi ini dalam menghadapi.financial distress ternyata kurang baik. Rata-rata perusahaan asuransi jiwa tersehut memiliki daya tahan hidup selama 2.04 tahun Nilai yang begitu kecil ini menyiratkan bahwa perusahaan asuransi jiwa yang
menjadi sampel begitu lemah daya tahan hidupnya. Sementara itu bila kita perhatikan sebarannya, perusahaan asuransi jiwa paling lama bertahan hidup hanya selama 7 tahun. Nilai 7 tahun 1m sebenamya dipengaruhi oleh lamanya waktu pengamatan yang hanya 7 tahun, yaitu dari tahun 1992 hingga 1999.
Secara rinci daya tahan hidup (tanpa mempertimbangkan kovariat) perusahaan asuransi jiwa antara 1-2 tahun sebesar 35.5%, antara 2-4 tahun sebesar 16.1 %, antara 4-7 tahun sebesar 12.1% dan perusahaan yang bertahan lebih dari 7 tahun sebanyak 0%.
Dari model di atas diketahui bahwa rasio laba bersih per aset (ROA), rasio laba bersih per ekuitas (ROE), rasio hasil investasi dengan premi neto (HPPN), dan pertumbuhan aset (PASET) memiliki hubungan negatif dengan hazard rate. Ini berarti bahwa semakin besar nilai rasio tersebut, maka semakin kecil peluang perusahaan tersebut menghadapi financial distress. Sedangkan, rasio antara besamya klaim dengan premi bruto (KPPB) dan rasio an tara aktiva lancar dengan kewajiban (ALPKW) bemilai positif Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar rasio-rasio ini semakin besar pula peluang suatu perusahaan mengalami financial distress atau dengan kata lain daya tahan perusahaan tersebut semakin kecil.

 File Digital: 1

Shelf
 T11677-Untung Afandi.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : T-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2003
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : vii, 56 pages : illustration ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T-Pdf 15-17-706491213 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20461033