ABSTRAK Faktor- faktor yang berhubungan dengan drop out nya peserta dari Bapel JPKMsangat penting untuk diteliti secara mendalam, karena perusahaan asuransi termasukBapel JPKM hanya dapat hidup dan berkembang jika ada peserta. Bahkan, Bapei JPKi\1harus berupaya menambah jurnlah dan mempertahankan peserta yang ada sedemikianrupa sehingga hukum yang berlaku dalam bisnis asuransi Jhe law of large number dapatterpenuhi. Disamping itu, JPKM mesti membenahi upaya kebijakan pembiayaankesehatan yang selama ini belum menunjukan hasil yang menggembirakan. Padahalpraupaya itu mempunyai implikasi yang luas terhadap akses golongan masyarakattertentu dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang selayaknya dan telahdimasyarakatkan hampir 20 tahun.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang mendalam tentangfaktor-faktor yang menyebabkan peserta JPKM Jasma Angsana Singkawang menjadidrop out (DO). Oleh karenanya dipilih jenis penelitian kualitatif melalui Wawancaramendalam dan Fokus Grup Diskusi (FGD). Wawancara mendalam dilakukan terhadap11 orang informan kunci, terdiri dari Direktur Bapel JPKM Jasma Angsana beserta 2orang kolektor, Direktur RSUD Abdul Azis Singkawang beserta .2 orang perawat,Pimpinan Puskesmas dan 2 orang staf, Wakil Ketua Badan Pembina dan 1 orang stafDinas Kesehatan Kabupaten Sambas. FGD dilakukan terhadap 45 orang peserta JPKMyang terdiri dari 3 kelompok peserta yang DO dan 3 kelompok pese.rta yang tidak DO.tiap kelompok FGD terdiri dari 7 sampai 8 orang peserta.
Analisis data menghasilkan beberapa hasil penelitian. Pertama, pengetahuanpeserta tentang hak dan kewajibannya sangat rendah. Kedua Sikap peserta terhadapsistim gotong royong dalam pembiayaan kesehatan cukup 'baik, namun hal ini tidakdengan sendirinya mendorong peserta untuk rnempertahankan kepesertaannya. Ketiga,hilangnya kepercayaan sebagian pesena terhadap Bapel JPKM Jasma Angsana. Keempat,adanya kolektor yang tidak disiplin. Kelima, tingginya biaya perawatan di RS danrendahnya penggantian dari Bapel Jasma Angsana. Keenam, tidak dimanfaatkannyaPuskesmas Pembantu dalam pelayanan kesehatan bagi peserta. JPKM. Ketujuh, tidakadanya penyuluhan terhadap peserta aktif, dan kedelapan, pengamh teman/keluargamempakan faktor-faktor yang menyebabkan peserta Bapel JPKM Jasma AngsanaSingkawang menjadi drop out.
Oleh karena itu, ada berbagai saran yang mesti dikemukakan. Pertama, BapelJasma Angsana disarankan untuk mengadakan feasibility study guna mencari angkayang tepat dalam menetapkan premi yang ideal, melakukan pelatihan dan pembinaan bagikolektor, mengadakan pembinaan dan penyuluhan kepada peserta, memanfaatkanPuskesmas pembantu secara optimal dalam memberikari pelayanan kesehatan terhadappeserta JPKM. Kedua, Pemerintah daerah setempat hams mengupayakan subsiditerhadap premi, sehingga tidak memberatkan peserta. Ketiga, Dinas KesehatanKabupaten Sambas hams memberikan pembinaan kepada peserta aktif Keempat, penelitilanjut hendaknya mempelajari kemauan dan kemampuan masyarakat dalam mengikutiprogram JPKlvl. Kelima, Departemen Kesehatan Pusat hams meningkatkan kemampuandan keahlian petugas pelaksana kesehatan di lapangan. |