Obstructive sleep apnea OSA adalah salah satu gangguan pernapasan saat tidur dikarenakan obstruksi saluran napas atas. Pasien OSA tidak dapat tidur nyenyak dan dapat mengalami arrousal ketika tubuh berusaha mengambil napas. Para pegawai dengan gangguan ini dikhawatirkan mengalami penurunan kebugaran tubuh dan kantuk pada jam kerja sehingga tidak memiliki kualitas kerja maksimal. Pengambilan data dilakukan sebanyak satu kali untuk tiap individu dengan pelaksanaan selama dua hari sesuai dengan metode potong-lintang. Sebanyak 191 orang staf administrasi Universitas Indonesia dengan mayoritas responden berjenis kelamin perempuan menjadi responden dalam pengisian kuesioner STOP-Bang dan pengukuran berat badan, tinggi badan, serta tekanan darah untuk mengetahui persebaran risiko OSA dan hubungannya dengan tekanan darah, IMT, usia, lingkar leher, jenis kelamin, serta aktivitas merokok. Didapatkan 82,7 responden berisiko rendah, 7,3 sedang, dan 9,9 tinggi. OSA memiliki hubungan bermakna dengan semua faktor risiko yang disebutkan p0,05 . Hasil tidak bermakna karena proporsi responden berisiko rendah, sedang, dan tinggi terlalu tidak berimbang. Sebagian besar responden berisiko sedang dan tinggi memiliki lebih dari satu faktor risiko. Obstructive sleep apnea OSA is a respiratory disorder arising from obstruction in the upper respiratory tract, disturbing sleep cycle. Patients with OSA could not sleep well and experience arousal during effortful breathing. Employees with OSA were expected to have a decrease in fitness and an increase in sleepiness and fatigue, implicating performance at work. Data collection was held twice once to each respondent based on cross sectional metode. As many as 191 administration staff of Universitas Indonesia, majority of whom were female, filled STOP Bang questionnaires and underwent weight, height, and blood pressure examination to determine the risk prevalence and its relation to blood pressure, BMI, age, neck circumference, sex, and smoking. Among them, 82,7 were classified as low risk, 7,3 moderate risk, and 9,9 high risk. OSA was found to be significantly related to all risk factors p0,05 due to unequal sample sizes within each study group. The majority of respondents with moderate and high risk were known to have more than one risk factor. |