Pengaruh sertifikasi indikasi geografis kopi gayo terhadap rantai nilai tambah kopi di dataran tinggi Gayo, Aceh = The influence of certification of gayo coffee geographical indication against value added chain of coffee in Gayo highlands, Aceh
Triska Damayanti;
Hafid Setiadi, supervisor; Widyawati, examiner; Nurrokhmah Rizqihandari, examiner
([Publisher not identified]
, 2018)
|
ABSTRAK Indonesia adalah negara produsen kopi terbesar ketiga di dunia setelah Brasil dan Vietnam. Kopi merupakan salah satu komoditas utama yang membawa devisa bagi Indonesia. Karakteristik alami Dataran Tinggi Gayo, yang terletak di provinsi Aceh, sangat cocok untuk tanaman kopi Arabika. Kopi Gayo telah berhasil dijual ke pasar Internasional dengan rasa yang kompleks dan kuat serta viskositas yang baik. Untuk menghindari praktik perdagangan yang tidak benar, Kopi Gayo saat ini memiliki Sertifikasi Indikasi Geografis atau yang dikenal dengan nama IG yang telah berjalan sejak akhir tahun 2009. Penelitian ini meneliti bagaimana pengaruh IG terhadap rantai nilai tambah yang terjadi dalam proses perdagangan Kopi Gayo. Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara mewawacarai langsung pemangku kepentingan IG, melakukan survey langsung terhadap para aktor rantai nilai dan juga melakukan pengamatan terhadap petani secara observasi partisipatori. Hasil yang didapatkan adalah IG tidak memberikan pengaruh terhadap perubahan rantai nilai Kopi Gayo, namun IG telah meningkatkan besaran nilai tambah kopi yaitu dengan meningkatnya harga jual kopi dari setiap aktor rantai nilai. ABSTRACT Indonesia is the third largest coffee producing country in the world after Brazil and Vietnam. Coffee is one of the main commodities that bring foreign exchange for Indonesia. The natural characteristics of the Gayo Highlands, located in Aceh province, are particularly suitable for Arabica coffee plants. Gayo Coffee has been successfully sold to the International market with a strong and complex flavor and good viscosity. To avoid improper trade practices, Gayo Coffee currently has a Geographical Indication Certification or known as IG that has been running since the end of 2009. This study examines how GI 39 influence on the value added chain that occurs in the Gayo Coffee trade process. The data collection method that will be used in this research is by directly interview with GI stakeholders, conduct a direct survey of the value chain actors and also make observations on farmers by participatory observation. The result is that GI does not affect the change of Gayo Coffee value chain, but GI has increased the value added of coffee by increasing the selling price of coffee from each value chain actor. |
S-Pdf-Triska Damayanti.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | S-Pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2018 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | xi, 79 pages : illustration ; appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
S-Pdf | 140-18-367797247 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20466219 |