:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Kalau ada cara yang mudah, mengapa pilih yang sulit? studi kasus penggunaan tiket harian berjaminan di Stasiun Bogor = If there is an easier way why choose a difficult way case study on warranty daily ticketing usage in Bogor Station

Eka Hastawati; Riyanto, supervisor; Iman Rozani, examiner; Oskar Vitriano, examiner (Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018)

 Abstrak

PT. Kereta Api Commuter Jabodetabek PT. KCJ terus mendorong penumpang Kereta Rel Listrik KRL yang masih menggunakan Tiket Harian Berjaminan THB untuk beralih menggunakan Kartu Multitrip KMT yang lebih praktis dan efisien. Namun demikian, pada tahun 2016 sekitar 42 penumpang KRL masih menggunakan THB.Penumpang KRL harus membayar Rp.50.000 harga KMT Rp.20.000 dan saldo KMT Rp.30.000 yang relatif cukup mahal untuk sebagian penumpang. Disisi lain, keberadaan saldo minimun yang harus ada pada KMT sebesar Rp.13.000 diduga menjadi kendala penumpang untuk menggunakan KMT dan tetap menggunakan THB.
Penelitian ini bertujuan menguji kebijakan yang dapat mendorong penumpang KRL yang masih menggunakan THB untuk beralih ke KMT. Dua kebijakan kebijakan menggratiskan KMT yang harga kartunya Rp.20.000 dan berisi saldo Rp.30.000 dan memberikan diskon sebesar 80 dari harga KMT yang harga kartunya Rp.20.000 dan berisi saldo Rp.30.000 telah diuji menggunakan percobaan ekonomi ekonomi kepada 100 responden di Stasiun Bogor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan menggratiskan KMT dan diskon 80 dari harga KMT akan mendorong penumpang KRL menggunakan KMT. Namun demikian, kebijakan menggratiskan KMT akan membuat penumpang KRL tidak menghargai KMT.

PT. Jabodetabek Commuter Line continues to push passengers of Jabodetabek train KRL passengers who still use Guaranteed Daily Tickets or Tiket Harian Berjaminan THB to switch to Multitrip Card KMT which is more practical and efficient. However, in 2016, there are still 42 of KRL passengers who use THB. It is hypothezied that to obtain KMT, passengers must purchase it at a relatively expensive price, which is IDR 50.000 KMT price is IDR 20.000, whereas the balance of the card is IDR 30 000 . In addition, the provision of settling minimum balance in the KMT of IDR 13.000, is also another factor that make passengers become reluctant to use KMT and retain using THB.
This study aims to test the policies that can encourage KRL passengers who are still using THB, to switch to KMT. Two policies i.e giving KMT for free KMT price is IDR 20.000, whereas the balance of the card is IDR 30.000 and discounting KMT price by 80 KMT price is IDR 20.000, whereas the balance of the card is IDR 30.000 have been tested using experimental economic of 100 KRL passengers at Bogor Station. This research shows that the policy of discounting KMT prices by 80 and giving the KMT card for free will encourage the KRL passengers to use KMT, effectively. However, giving KMT card for free will make passengers disrespect the KMT.

 File Digital: 1

Shelf
 T49594-Eka Hastawati.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : T49594
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : xii, 118 pages: illustration ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T49594 15-19-412860952 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20467944