RINGKASAN EKSEKUTIF Tesis ini bertujuan untuk mempelajari dampak mutu modalmanusia dalam pembangunan ekonomi, mempelajari dampak perubahanmutu modal manusia terhadap pembangunan ekonomi, melihat pengaruhperubahan jumlah pekerja yang terlibat dalam proses terhadappembangunan ekonomi, mengevaluasi pengaruh perubahan modal terhadap pembangunan ekonomi, melihatk pengaruh kepadatan pendudukterhadap pembangunan, mempelajari mempelajari perbedaan pengaruhantara variabel : modal (capital); jumlah dan mutu modal manusia,dan kepadatan penduduk terhadap pembangunan ekonomi menurutpulau.Kerangka pemikiran didasarkan pada fungsi produksi yangmenyatakan bahwa besar kecilnya output (pembangunan ekonomi)ditentukan oleh besar kecilnya jumlah dan mutu faktor produksi.Pekerja merupakan "salah satu faktor produksi dapat dilihat daridua sisi, yaitu dari segi jumlahnya secara fisik dan dari segimutu (kualitas). Mutu pekerja dapat dilihat dari segi pendidikan,kesehatan, dan keamanan. Semakin tinggi tingkat pendidikan,kesehatan, dan keamanan maka mutu pekerja dianggap semakin baik.Peningkatan mutu modal manusia akan meningkatkan produktivitasyang pada gilirannya akan meningkatkan pembangunan ekonomi.Untuk mempelajari dampak mutu modal manusia dalam pembangunan ekonomi dilakukan melalui pendekatan fungsi produksiCoob-Douglas. Pembangunan ekonomi (PDRB)- sebagai variabel takbebas, sedangkan variabel bebas meliputi : investasi; pemakaianlistrik; jumlah pekerja sektor primer, jumlahpekerja sektorsekunder; jumlah pekerja sektor tertier; rata-rata pendidikanpekerja sektor primer; rata-rata pendidikan pekerja sektor sekunder; rata-rata pendidikan pekerja sektor tertier; kesehatan;kriminal; dan kepadatan penduduk.nalisis dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptifdan statistik inferensial berdasarkan data dari 26 propinsi diIndonesia yang telah dipublikasikan oleh Biro Pusat Statistik(BPS) pada tiga titik waktu/tahun (1980, 1985, dan 1990). Dalamhal ini, masing-masing propinsi diperlakukan sebagai satuananalisis (unit of analysis). Data tersebut diolah dengan menggunakan komputer yang dilengkapi oleh paket program StatisticalAnalysis System (SAS)" pada Lembaga Demografi, Fakultas EkonomiUniversitas Indonesia.Beberapa basil temuan dalam penelitian ini dapat dikemukakansebagai berikut :Perekonomian Indonesia sementara mengalami transformasistruktural yang ditandai oleh kontribusi Masing-masing sektorterhadap PDB yang mengalami pergeseran dari tahun ke tahun.Kontribusi sektor primer terhadap PDB cenderung mengalami penurunandari tahun ke tahun, sementara kontribusi sektor sekunderdan sektor tertier semakin meningkat. Kontribusi sektor primerpada tahun 1983 terhadap PDB atas dasar harga kontan tahun 1983sebesar 42,98 %, sektor Jasa 39,05 % dan sektor sekunder 17,99 %.Sedangkan pada tahun 1990 struktur perekonomian mengalami pergeseran dari sektor primer ke sektor tertier dan sekunder, yaitukontribusi sektor tertier 39,28 %, sektor primer 34,77 % dansektor sekunder 25,95 %.Jika struktur perekonomian Indonesia dilihat dari besarnyadaya serap pekerja masing-masing sektor, maka pada tahun 1980masih terlihat dominasi sektor primer, kemudian disusul olehsektor tertier dan sekunder, yaitu daya serap sektor primer56,31 %, sektor tertier 31,06 % dan sektor sekunder 12,64 %.Tahun 1990 struktur perekonomian tidak mengalami perubahan akantetapi yang mengalami perubahan adalah proporsi daya serapmasing-masing sektor, yaitu daya serap sektor primer turunmenjadi 51,30 %, sementara daya serap sektor tertier naik menjadi32,78 % dan daya serap sektor sekunder naik menjadi 15,92 %.Perkembangan pekerja di Indonesia menurut tingkat pendidikantertinggi yang ditamatkan nampaknya masih terkonsentrasi padatingkat pendidikan SD ke bawah. Tahun 1980 pekerja yang berpendidikanSD ke bawah masih sebesar 88,5 %, berpendidikan SMTP5,1 %, berpendidikan SMTA 5,6 % dan yang berpendidikan Akademidan Universitas hanya 0,8 %. Kemudian pada tahun 1990 proporsinyamengalami perubahan yaitu pekerja yang berpendidikan SD ke bawahturunrun menjadi 77,0 %, berpendidikan SMTP naik menjadi 8,9 %,berpendidikan SMTA 11,5 % dan yang berpendidikan Diploma danUniversitas naik menjadi 2,3 %.Berdasarkan model yang diperhatikan dari hasil empiri menunjukkanbahwa investasi (capital) mempunyai pengaruh yang cukupbesar terhadap pembangunan ekonomi, investasi mempengaruhipembangunan ekonomi dalam bentuk parabola, artinya apabila jumlahpemakaian investasi ditambah secara terus menerus akan mengakibatkanterjadinya peningkatan relatif (positif) terhadap pembangunan ekonomi, kemudian sampai pada suatu titik tertentudampak pertambahan jumlah pemakaian investasi terhadap pembangunan ekonomi berubah menjadi menurun (negatif).Dampak jumlah pekerja sektor primer, sekunder, dan tertierterhadap pembangunan ekonomi memperlihatkan pengaruh yangberbeda-beda menurut pulau. Besar kecilnya pengaruh jumlah pekerja masing-masing sektor terhadap pembangunan ekonomi menurutpulau banyak ditentukan oleh besar kecilnya perubahan relatifkontribusi jumlah pekerja masing-masing sektor terhadap pembangunan ekonominya. Seperti pengaruh jumlah pekerja sektor primerterhadap pembangunan ekonomi di Pulau Jawa lebih kecil dibandingdengan pulau-pulau yang lain, akan tetapi pengaruh jumlah pekerjasektor sekunder dan tertier terhadap pembangunan ekonomi di Pulau Jawa memperlihatkan pengaruh yang lebih besar dibanding denganpulau-pulau yang lain. Hal ini disebabkan karena dampak relatifperubahan pemakaian jumlah pekerja teradap pembangunan ekonomiberbeda-beda menurut sektor dan menurut pulau.Dampak rata-rata pendidikan pekerja sektor primer, sekunder,dan tertier terhadap pembangunan ekonomi memperlihatkan pengaruhyang berbeda-beda menurut sektor dan pulau. Hal ini banyak dipengaruhioleh komposisi pekerja menurut pendidikan pada masingmasingsektor yang pada akhirnya akan mempengaruhi rata-ratapendidikan pekerja seeara keseluruhan, sehingga dampak relatifperubahan rata-rata pendidikan pekerja terhadap pembangunanekonomi berbeda-beda menurut sektor dan menurut pulau. Di sampingitu dampak rata-rata pendidikan pekerja terhadap pembangunanekonomi relatif masih rendah disebabkan k4rena rata-rata pendidikan pekerja masih sangat rendah yang disebabkan oleh jumlahpekerja masih diominasi oleh pekerja yang berpendidikan SD kebawah.Hubungan antara kesehatan dan keamanan terhadap pembangunanekonomi memperlihatkan trend dan pola yang tidak terlalu jauhberbeda menurut pulau. Sedangkan hubungan antara kepadatan pendudukterhadap pembangunan ekonomi berbeda-beda menurut pulau,yaitu Pulau Jawa memperlihatkan trend peningkatan yang lebihbesar dibanding dengan pulau-pulau yang lain. Hal ini berartibahwa penngkatan jumlah penduduk yang disertai dengan peningkatanpembangunan imprastruktur dan perluasan kesempatan kerja akanmenimbulkan dampak yang cukup besar terhadap pembangunan ekonomi.Keberhasilan pembangunan di masa depan, di samping ditentukanoleh ketersediaan dan kecukupan dana, juga banyak ditentukanoleh kesiapan sumberdaya manusia sebagai pengemban missi danpelaksana pembangunan, sehingga sumberdaya manusia ini perludipersiapkan sebaik-baiknya, baik jumlah maupun mutunya dalam ranj igka menyongsong pelaksanaan Program Pembangunan Jangka PanjangTahap Kedua. Pelaksanaan pembangunan ekonomi harus berorientasike arah perluasan kesempatan kerja dan pemerataan pembangunanantar wilayah agar hasil pembangunan dapat dinikmati oleh seluruhrakyat Indonesia.Isu orientasi pelaksanaan pembangunan ke Indonesia BagianTimur (IBT) didukung oleh hasil penelitian ini, yang menunjukkanbahwa kecenderungan orientasi alokasi 'sumberdaya dalam pembangunan ekonomi akan lebih menguntungkan perekonomian nasionaljika diarahkan ke IBT. Perluasan kesempatan kerja dan peningkatanpendidikan pekerja sektor primer dan sekunder diprioritaskanke IBT. Hal ini didukung oleh alokasi investasi yang mendapatprioritas utama ke IBT. Dengan demikian, maka alokasi investasike IBT akan membawa manfaat yang lebih besar jika diarahkan untukperluasan kesempatan kerja dan pengembangan pendidikan di sektorprimer dan sekunder di IBT. Perluasan kesempatan kerja danpendidikan pekerja sektor tertier diprioritaskan ke Pulau Jawayang didukung pula oleh alokasi investasi. |