ABSTRAK Memori atau kenangan merupakan sesuatu yang didapatkan dan tersimpan dalam pikiran dan akan muncul jika kita berusaha mengingatnya. Suatu kenangan pada suatu arsitektur tertentu didapatkan ketika seseorang pernah mengalami dan melakukan aktivitas secara rutin. Durasi yang cukup lama dalam mengalami arsitektur tersebut membuat sebuah ruang space menjadi sebuah tempat place bagi seseorang yang mengalami ruang tersebut. Terdapat hubungan antara pengguna dan ruang serta objek yang berada di dalam ruang. Alat mnemonic, sebuah pemicu ingatan, banyak tersebar pada rumah ini. Baik itu merupakan furnitur atau ruang itu sendiri. Pada Kampung Laweyan terdapat beberapa rumah milik para saudagar batik yang masih berdiri hingga saat ini. Kini pemilik-pemilik rumah tersebut adalah generasi berikut dari para saudagar. Terdapat banyak cerita serta kenangan yang ada pada rumah tersebut melihat bagaimana rumah tersebut merupakan tempat bagi pemiliknya. ABSTRACT Memories are obtained and stored in minds they appear only when one tries to remember. A memory of an architecture site is obtained when one experiences it as a routine. Abundance of time spent in experiencing architecture turns space into place for the one who experiences it. There is a connection between human, space, and objects within. Mmenomic devices, as triggers of memories, are spread across the architecture the one that was experienced by the human be it the space itself or the furniture within. In Kampung Laweyan, there exist several houses once owned by saudagar batik in 1900s, now owned by their descendants. There are many memories stored, stories to be told, as in the owners 39 eyes, the houses are not mere space, but place. |