Analisis tekanan panas dan keluhan subjektif akibat tekanan panas pada pekerja tambang emas bawah tanah di PT Cibaliung Sumberdaya, Pandeglang tahun 2018 = Heat stress analysis and subjective complaints due to heat stress exposures on underground gold mining workers at PT Cibaliung Sumberdaya, Pandeglang in 2018
Meriza Wulandari;
Sjahrul Meizar Nasri, supervisor; Hendra, examiner; Yuni Kusminanti, examiner
(Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018)
|
Tekanan panas di tambang bawah tanah PT Cibaliung Sumberdaya terjadi karena kombinasi dari temperatur lingkungan kerja, panas metabolik tubuh, pakaian kerja, dan karakteristik pekerja. Tekanan panas dapat menimbulkan berbagai keluhan kesehatan yang dirasakan secara subjektif oleh pekerja. Penelitian dilakukan pada 52 pekerja dengan desain studi cross-sectional. Dari 9 titik pengukuran di underground menunjukkan indeks WBGT indoor berkisar antara 29,1°C hingga 35,5°C. Setelah dilakukan analisis berdasarkan Permenkes No. 70 Tahun 2016, didapatkan hasil bahwa dari 52 responden, terdapat 48 responden 92,3 mengalami tekanan panas. Sebanyak 50 responden 96,2 merasa temperatur lingkungan kerja mereka panas dan 46 responden 88,5 merasa tidak nyaman dengan kondisi panas tersebut. Seluruh responden menyatakan pernah mengalami keluhan subjektif akibat pajanan tekanan panas dengan frekuensi yang berbeda-beda. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan berbagai upaya pengendalian tekanan panas untuk meminimalisasi risiko keluhan kesehatan yang dirasakan pekerja. Heat stress in underground mining at PT Cibaliung Sumberdaya happens because of combination of workplace temperature, body metabolic heat, clothing, and workers rsquo characteristics. Heat stress can cause various health complaints that perceived by workers. This study performed on 52 workers using cross sectional study design. The measurement result of 9 points in underground showed that WBGT indoor index range from 29,1°C until 35,5°C. After analyzing based on Permenkes No. 70 Tahun 2016, the result showed that from 52 respondents, there are 48 respondents 92,3 experiencing heat stress. Besides that, 50 out of 52 respondents 96.2 feel that their workplace temperature is hot and 46 respondents 88.5 feel uncomfortable with that hot conditions. All respondents claimed experiencing subjective complaints due to heat stress exposure with different frequencies. Therefore, company needs to undertake various efforts of heat stress control and prevention to minimize the risk of health complaints that perceived by workers. |
S-Pdf Meriza Wulandar.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | S-Pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | xviii, 118 pages : illustration ; 30 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
S-Pdf | 14-19-236091895 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20474339 |