Persepsi masyarakat terhadap ruang publik kota Jakarta: studi kasus: RPTRA Cililitan dan RPTRA Kenanga = The perception of society toward public spaces in Jakarta: study case: RPTRA Cililitan and RPTRA Kenanga
Alisa Delmafitri;
Triarko Nurlambang, supervisor; Hafid Setiadi, supervisor; Maria Hedwig Dewi Susilowati, examiner; Widyawati, examiner
(Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018)
|
Ruang publik berkaitan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat perkotaan. Salah satu peran ruang publik yaitu membawa individu manusia keluar dari kehidupan privat ke kehidupan sosial. Provinsi DKI Jakarta, sejak tahun 2015, mulai membangun ruang-ruang publik melalui program Ruang Publik Terpadu Ramah Anak RPTRA. Pada tahun 2017, Pemerintah Provinsi Pemprov DKI Jakarta menargetkan adanya ruang publik terpadu ramah anak RPTRA di setiap Rukun Warga RW se-DKI Jakarta. Namun pada kenyataannya, tidak semua RPTRA dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat di sekitarnya. Perbedaan tersebut didasari oleh persepsi atau pandangan masyarakat terhadap RPTRA. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba melihat perbedaan persepsi masyarakat terhadap RPTRA berdasarkan karakteristik lokasi dan sosialnya.Penelitian menggunakan studi kasus dimana RPTRA yang dipilih yaitu RPTRA Cililitan dan RPTRA Kenanga. Metode yang digunakan untuk mengukur persepsi masyarakat yaitu menggunakan kuesioner dengan skala likert. Hasilnya, perbedaan karakteristik lokasi dan sosial memengaruhi persepsi yang terbentuk. Perbedaan persepsi diwujudkan dalam bentuk pemanfaatan ruang publik oleh masyarakat. Kesamaan dari kedua lokasi tersebut adalah pemanfaatan RPTRA sebagai tempat bermain bagi anak, tempat berolahraga, dan penghubung program pemerintah dengan masyarakat. Namun, RPTRA yang berada di wilayah homogen juga dimanfaatkan sebagai tempat berkumpul masyarakat, sedangkan yang berada di wilayah heterogen juga dimanfaatkan untuk tempat beristirahat. Public spaces are related to the daily life of urban society. One of the roles of public space is to bring people out of their private lives to their social ones. DKI Jakarta, starting in 2015, began building public spaces through a program which called Ruang Publik Terpadu Ramah Anak RPTRA. In the 2017, government of DKI Jakarta made a target to build RPTRA in every neighborhood community which called Rukun Warga RW. However, up to now, not all RPTRA are utilized by the society. The difference is based on the perception of society toward RPTRA. Therefore, this research is trying to see the differences in public perception towards RPTRA based on the characteristics of the location and the social aspect.The selected RPTRA in this research are RPTRA Cililitan and RPTRA Kenanga. The methods used to measure public perception is by a questionnaire with the Likert scale. As a result, the difference in characteristic of the location and social influence perception formed. The difference in perception affects the utilization differences affecting public space by the community. The similarity of both locations is the utilization of RPTRA as a playing area for children and political stage. However, RPTRA in the homogenous area also utilized as a gathering place, while in the heterogeneous also utilized as a place to rest. |
S-pdf-Alisa Delmafitri.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | S-Pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | xiii, 88 pages : illustration ; 28 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
S-Pdf | 14-20-384775112 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20474792 |