ABSTRAK Salah satu kecamatan yang rentan akan terjadinya bencana gas beracun adalah Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Untuk itu masyarakat yang tinggal di sekitar kawah harus selalu siap siaga supaya kejadian bencana nasional gas beracun yang pernah menewaskan 149 warga pada 20 Februari 1979 tidak terulang lagi. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat model kerentanan wilayah terhadap bencana gas beracun CO2 kawah Timbang di Kecamatan Batur dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh kepala keluarga yang berada di Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah yang berjumlah 37 kepala keluarga. Untuk mengambil sampel digunakan metode Simple Random Sampling. Teknik analisis data melalui pembobotan dari ketiga aspek yaitu keterpaparan, sensitivitas, dan kapasitas adaptif. pada setiap aspek miliki parameter yang diberi pembobotan dengan menggunakan masukan dari para ahli melalui metode AHP. Kerentanan wilayah terhadap bencana gas beracun CO2 ini diklasifikasi menjadi tiga tingkatan kerentanan wilayah yaitu, rendah, sedang, dan tinggi. Berdasarkan hasil penelitian Tingkat kerentanan di Kecamatan batur hanya dibagi menjadi dua kelas yaitu untuk kelas kerentanan sedang terdapat di 6 desa yaitu Desa Pekasiran, Pesurenan, Sumberejo, Karang Tengah, Bakal, dan Dieng Kulon, untuk kelas tinggi tinggi terdapat di 2 desa yaitu Desa Batur, dan Kepakisan. Hal ini terjadi dikarenakan tingkat keterpaparan dan sensitivitas jauh lebih tinggi dari pada tingkat kapasitas adaptif masyarakatnya. ABSTRACT One of the sub districts that are vulnerable to toxic gas disasters is Batur Sub district, Banjarnegara District.For that people living in the vicinity of the crater should always be ready for the national disaster of toxic gas that had killed 149 people on February 20, 1979 did not happen again.The purpose of this research is to make the model of vulnerability of area to toxic gas disasters of CO2 Timbang crater in Batur Sub District by using Analytical Hierarchy Process.The population in this study is the entire head of the family located in Batur Sub District, Banjarnegara District, Central Java Province, amounting to 37 heads of household.To take the sample used Simple Random Sampling method. Data analysis techniques through weighting of the three aspects are exposure, sensitivity, and adaptive capacity.In each aspect the parameters are weighted using input from the experts by the AHP method.The vulnerability of the area to the toxic gas catastrophic CO2 is classified into three levels of vulnerability are, low, medium, and high.Based on the research result, the vulnerability level in Batur sub district is only divided into two classes, namely for the vulnerability class being found in 6 villages are, Pekasiran Village, Pesurenan, Sumberejo, Karang Tengah, Bakal, and Dieng Kulon. For the high grade, there are 2 villages Batur, Kepakisan. This happens because the level of exposure and sensitivity is much higher than the adaptive capacity of the community. |