Artikel ini menganalisis kinerja proses pengadaan bahan baku utama Tinplate menggunakan kerangka SCOR 11.0. Analisis ini dilakukan di PT. Latinusa, Tbk. sebagai satu-satunya produsen Tinplate di Indonesia. Karena persaingan semakin ketat akibat kelebihan kapasitas baja global yang mempengaruhi pasar Tinplate Indonesia (dilemahkan oleh masalah harga Dumping dari tiga negara: China, Korea Selatan, dan Taiwan), PT. Latinusa, Tbk. terus mengalami kerugian finansial meskipun Dumping Duty (BMAD) telah telah diterapkan sejak tahun 2014. Dengan persaingan yang semakin ketat, PT. Latinusa, Tbk. perlu meningkatkan keunggulan dalam kinerja rantai pasoknya, khususnya dalam pengadaan bahan bakunya, karena perusahaan sepenuhnya bergantung pada pasokan dari impor dengan pasokan terbatas dan waktu tunggu yang lama. Analisis dilakukan dengan menggunakan SCOR Strategic Metric (reliability, responsiveness, and asset management efficiency), yang semuanya menghasilkan kinerja dibawah dari target yang ditetapkan. Hasilnya menunjukkan bahwa manajemen persediaan yang tidak tepat adalah faktor utama yang menyebabkan kinerja yang buruk. This article analyzes the performance of Tinplate's main raw material procurement process using SCOR 11.0 framework. This analysis is conducted at PT. Latinusa, Tbk. as the only Tinplate manufacturer in Indonesia. As the competition becomes tighter due to global steel overcapacity which affects Indonesia's Tinplate market (weakened by Dumping price issue from three countries: China, South Korea, and Taiwan), PT. Latinusa, Tbk. keeps having its financial injury despite Dumping Duty (BMAD) has already been applied since 2014. With tighter competition, PT. Latinusa, Tbk. needs to excel in its supply chain performance, specifically in its raw material procurement as the company is fully relied on its supply from import with limited supply and long lead time. Analysis is conducted by using SCOR Strategic Metric (reliability, responsiveness, and asset management efficiency), which all resulted in below than target stated. The results indicate that improper inventory management is the main factor that caused the poor performance. |