Studi perbandingan participatory budgeting di Porto Alegre 1990-2001 dan Rio Claro 1997-2000 = Comparative study of participatory budgeting in porto alegre 1990-2001 and rio claro 1997-2000
Gilang Ardhian Laksono;
Nur Iman Subono, supervisor; Meidi Kosandi, examiner
([Publisher not identified]
, 2018)
|
ABSTRAK Tulisan ini bertujuan untuk membandingkan participatory budgeting PB yang dilakukan di dua kota yang berbeda di Brasil, yaitu Porto Alegre pada tahun 1990 hingga 2001 dan Rio Claro pada tahun 1997 hingga 2000. Meskipun kedua kota tersebut sama-sama menerapkan PB, namun ada sebuah perbedaan yang dapat ditemukan di kedua kota tersebut. PB berhasil diterapkan di Porto Alegre, namun gagal diterapkan di Rio Claro. Keberhasilan PB diterapkan di Porto Alegre dapat dilihat dari tiga hal, yakni komitmen dari pemerintah kota Porto Alegre yang dengan serius menjalankan PB, adanya aturan main yang jelas dalam PB yang dijalankan di Porto Alegre, dan tingginya partisipasi dari masyarakat Porto Alegre untuk berpartisipasi dalam kegiatan PB.Sementara itu, kondisi yang berbeda dapat ditemukan di Rio Claro. PB tidak berjalan dengan baik di Rio Claro. Pemerintah kota Rio Claro tidak memiliki komitmen yang tinggi dalam menjalankan PB yang dapat terlihat dari rendahnya anggaran yang diberikan untuk kebijakan yang dihasilkan melalui proses PB. PB di Rio Claro juga tidak memiliki aturan main yang sebaik Porto Alegre karena Pemerintah kota Rio Claro hanya menyediakan satu pertemuan saja dalam proses PB. Selain itu, partisipasi masyarakat Rio Claro dalam proses PB juga sangat rendah. ABSTRACT This paper tries to compare participatory budgeting PB in two different cities in Brazil, Porto Alegre 1990-2001 and Rio Claro 1997-2000 . Although both cities implement PB respectively, one big differences can be found between those two. Porto Alegre succesfully implements participatory budgeting, while Rio Claro doesn rsquo;t. There are 3 main reasons why PB can be implemented succesfully in Porto Alegre. First, the Porto Alegre government has a big commitment to run PB in Porto Alegre. Second, there are a clear rules of the game on how PB works in Porto Alegre. Third, a large numbers of Porto Alegre citizens who participate during the whole process of PB.However, PB can rsquo;t be implemented properly in Rio Claro due to various reasons. The Rio Claro government doesn rsquo;t have a great commitment to run PB which can be seen from the low amount of budget for the policies that is made through the process of PB. The Rio Claro government also can rsquo;t create a clear rules of the game on how PB works in Rio Claro, because the government only provides one single meeting during the whole process of PB. That leads to the last factor on why PB can rsquo;t be implemented properly in Rio Claro, the low amount of citizens who participate in PB. |
TA-Gilang Ardhian Laksono.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | TA-Pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2018 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | xi, 41 pages : illustration ; 28 cm |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
TA-Pdf | 16-19-451496077 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20479461 |