Usulan perbaikan proses pengembangan perangkat lunak menggunakan scrum maturity model: studi kasus departemen research and development = Recommendations for improving software development process using scrum maturity model: case study Kana Express department of research and development
Mutiara Rasvanelin;
Eko Kuswardono Budiardjo, supervisor; Alex Ferdinansyah, examiner; Muhammad Rifki Shihab, examiner; Yudho Giri Sucahyo, examiner
(Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2018)
|
Persaingan di industri penghasil perangkat lunak yang semakin memanas menuntut produk perangkat lunak yangbaik namun dengan harga yang lebih murah dan jangka waktu pengerjaan yang lebih cepat. Hal ini mendorongorganisasi pengembang Kana Express memilih menggunakan kerangka kerja Scrum yang bersifat agile yangdirancang secara sederhana untuk menghasilkan perangkat lunak secara bertahap dan iteratif. Namun prosespengembangan produk Kana Express berbasis Scrum masih belum optimal, dilihat dari rencana Sprint yangtidak pernah tercapai. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka pada penelitian ini dilakukan penilaiantingkat kematangan proses pengembangan produk Kana Express menggunakan Scrum Maturity Model dengantarget pencapaian pada tingkat kematangan 3.Hasil penelitian menunjukkan proses pengembangan KanaExpress saat ini berada pada tingkat kematangan 2 berdasarkan Scrum Maturity Model. Oleh karena itu usulanperbaikan ditujukan untuk memenuhi seluruh objectives pada goal Basic Scrum Management dan SoftwareRequirement Engineering untuk tingkat kematangan 2, dan juga objectives pada goals Customer RelationshipManagement dan Iteration Management yang ada pada tingkat kematangan 3. The competition in software industry nowadays requires a good software product with a cheaper price and ashorter development period. This encourages Kana Express developers on choosing Scrum mdash;which is aniterative and incremental agile software development methodology mdash;as a framework in their developmentprocess. Unfortunately the development process of Kana Express software is still not optimal, judging from thefailure of meeting the Sprint plan. To address those matters, an assessment of maturity level for Kana Expressdevelopment process is conducted in this study using Scrum Maturity Model with level 3 as the target ofmaturity level achievement.The result showed that the development process of Kana Express is currently atmaturity level 2. Therefore, the recommendations are made to meet all objectives on Basic Scrum Managementand Software Requirement Engineering of Scrum maturity level 2, also Customer Relationship Management andIteration Management of Scrum maturity level 3. |
TA-Mutiara Rasvanelin.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | TA-Pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2018 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | xiv, 127 pages : illustration ; 30 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
TA-Pdf | 16-19-610175810 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20479468 |