ABSTRAKMedia berperan dalam komunikasi antar individu dan kelompok. Media cenderung berpihak pada individu atau kelompok tertentu. Media independen sering digunakan untuk tujuan tertentu. Radikalisme telah memasuki lingkungan media dan menjadi alat propaganda dengan mengangkat isu ideologi dan agama. Dalam kasus Hizbut Tharir Indonesia (HTI) beberapa media membantu HTI melakukan kampanye dan komunikasi dengan pola radikal. Pemerintah akhirnya membubarkan HTI dengan studi dan keputusan matang. Untuk sampai pada pengambilan keputusan, pemerintah melalui badan negara mengumpulkan informasi secara terbuka dan terlibat dalam kegiatan intelijen melalui intelijen open source (osint). Osint telah diterapkan pada sektor ekonomi, keamanan dan pertahanan politik sehingga osint bukanlah hal baru. Tesis ini melihat aktivitas osint pada badan-badan negara (POLRI, BIN, BNPT, BSSN, BAIS TNI) saat menghadapi media radikal. Teori yang digunakan dalam tesis ini adalah Kegagalan Intelijen yang membahas beberapa variabel menjadi indikator utama. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Temuan Tesis ini menunjukan hampir semua variabel (kepemimpinan dan kebijakan, organisasi dan birokrasi, Peringatan dan Informasi, Kemampuan Analisis) menentukan keberhasilan pelaksanaan OSINT pada kasus radikalisme HTI dan media pendukungnya. ABSTRACTMedia plays a role in communication between individuals and groups. Media tends to side with a particular individual or group. Independent media is often used for certain purposes. Radicalism has entered the media environment and become a propaganda tool by raising the issue of ideology and religion. In the case of Hizbut Tharir Indonesia (HTI) some media helped HTI conduct campaigns and communications with radical patterns. The government finally dissolved HTI with studies and ripe decisions. To arrive at the decision-making, the government through state agencies collects information openly and engages in intelligence activities through open source (osint) intelligence. Osint has been applied to the economic, security and political defense sectors so that osint is not new. This thesis looks at osint activity in state agencies (POLRI, BIN, BNPT, BSSN, BAIS TNI) in the face of radical media. The theory used in this thesis is Intelligence Failure which discusses some variables that become the main indicator. The method used is qualitative approach. The findings of this Thesis show that almost all variables (leadership and policy, organization and bureaucracy, Warning and Information, Analytical Challenge) determine the success of OSINT implementation on HTI radicalism case and its supporting media. |