Pengaruh Edukasi Buku Pop-Up Aku dan Gigiku Terhadap Kecemasan Perawatan Gigi Anak Tunarungu Berdasarkan Aktivitas Elektrodermal (Kajian Anak Tunarungu Usia 7-9 Tahun) = The Effect of Pop Up Book Aku dan Gigiku Education on Dental Activity 7sampai 9 Years Old Study
Selvyra Rachmawati;
Eva Fauziah, supervisor; Mochamad Fahlevi Rizal, supervisor; Margaretha Suharsini Soetopo, examiner; Heriandi Sutadi, examiner; Ike Siti Indiarti, examiner
(Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018)
|
Kecemasan perawatan gigi dapat terjadi pada anak dan orang dewasa. Hal ini dapat menyebabkan seorang anak menjadi tidak kooperatif selama perawatan gigi. Anak tunarungu memiliki gangguan pendengaran, akibatnya mereka memiliki hambatan dalam berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, terutama selama prosedur perawatan gigi. Pengukuran kecemasan gigi pada anak penting untuk meningkatkan kualitas perawatan klinis. Buku pop-up "Aku dan Gigiku" adalah media edukasi yang berisi informasi tentang kesehatan gigi dan perawatan gigi. Pengukuran aktivitas elektrodermal adalah salah satu cara paling sederhana untuk mengukur secara kuantitatif aktivitas psikofisiologis kecemasan. Penelitian dilakukan pada 42 anak tunarungu (masing-masing 21 anak dalam kelompok intervensi dan tanpa intervensi) dari usia 7-9 tahun. Anak dalam kelompok intervensi diedukasi dengan buku-buku pop-up "Aku dan Gigiku". Kecemasan dinilai dengan mengukur aktivitas elektrodermal menggunakan alat Galvanic Skin Response (GSR). Data statistik dianalisis dengan uji Mann-Whitney. Terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik dalam nilai delta dari aktivitas elektrodermal antara intervensi dan kelompok tanpa intervensi. Penelitian ini menunjukkan bahwa buku pop-up "Aku dan Gigiku" memiliki efek positif pada kecemasan gigi anak tunarungu. Dental anxiety can occur in children and adults. It can cause a child to be uncooperative during dental care. Children with hearing impairment have hearing loss, and therefore have barriers in interacting and communicating with others, especially during dental care procedures. Measuring dental anxiety in children is important to improve the quality of clinical care. "Aku dan Gigiku" pop-up books are an educational medium containing information about dental health and dental care. Measuring the electrodermal activity is one of the simplest ways to quantitatively measure the psychophysiological activity of patient anxiety. The study was carried out on 42 children with hearing impairment (21 children each in the intervention and non-intervention groups) from 7-9 years of age. Children in the intervention group were educated with "Aku dan Gigiku" pop-up books. Dental anxiety was assessed by measuring electrodermal activity using galvanic skin response (GSR). Statistical data were analyzed with the Mann-Whitney test. There was a statistically significant difference in the delta value of electrodermal activity between the intervention and non-intervention groups. This study shows that "Aku dan Gigiku" has a positive effect on the dental anxiety of children with hearing impairment. |
![]()
|
No. Panggil : | T-Pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Penerbitan : | Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018 |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | xv, 39 pages : illustration ; 29 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
T-Pdf | 15-21-154940971 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20479995 |