Deskripsi Lengkap
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text (rdacontent) |
Tipe Media : | computer (rdamedia) |
Tipe Carrier : | online resource (rdacarrier) |
Deskripsi Fisik : | 27 pages |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
- Ketersediaan
- File Digital: 1
- Ulasan
- Sampul
- Abstrak
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
MK-Pdf | 10-18-779929411 | TERSEDIA |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20481049 |
Abstrak
ABSTRAK
Di tengah kebebasan yang diberikan internet dan media sosial dalam hal pembuatan konten dan penyebarannya dalam waktu yang cepat, ada satu tantangan yang dihadapi masyarakat di era digital ini yaitu disinformasi. Sebagai media sosial yang memiliki pengguna terbanyak di dunia dan menjadi sumber informasi, Facebook dikritik karena tidak bisa mengatasi masalah konten disinformasi dan berita pals u yang disebarkan oleh para penggunanya. Salah satu cara yang ditempuh Mark Zuckerberg selaku CEO Facebook untuk mengatasi masalah tersebut adalah berkolaborasi dengan jurnalis dan organisasi media berita untuk mendeteksi disinformasi dalam program third p arty fact checking. Di Indonesia, Facebook bekerjasama dengan organisasi media berita daring yaitu Tirto.id. Facebook akan meminta Tirto.id untuk memeriksa keakuratan konten di Facebook dan menuliskan hasil verifikasi nya dalam bentuk artikel ulasan di situ s Tirto.id. Kerjasama ini menjadi salah satu bentuk jurnalisme kolaborasi antara organisasi media berita dengan perusahaan teknologi. Jurnal ini akan membahas bagaimana jurnalisme kolaborasi dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk menghadapi fenomena disinformasi yang ada di media sosial.
ABSTRACT
In the midst of freedom given by the internet and social media in terms of content creation and instant sharing, the public is faced with a challenge in this digital era of disinformation. As a social media with the most users in the world and has become a source of information, Facebook was criticized for not being able to overcome the problem of disinformation and fake news which has been shared by its users. One way the CEO of Facebook Mark Zuckerbe rg dealt with it was by collaborating with journalists and news media organizations to detect disinformation through third - party fact - checking program. In Indonesia, Facebook collaborate with a news media organization called Tirto.id. Facebook asked Tirto. id to check the accuracy of contents on Facebook and write the verification report to contents on Tirto.id website. The collaboration became one of the forms of collaboration between news media organization and technology company. This journal will discuss how collabo rative journalism could be used to face the phenomenon of disinformation in social media.
Di tengah kebebasan yang diberikan internet dan media sosial dalam hal pembuatan konten dan penyebarannya dalam waktu yang cepat, ada satu tantangan yang dihadapi masyarakat di era digital ini yaitu disinformasi. Sebagai media sosial yang memiliki pengguna terbanyak di dunia dan menjadi sumber informasi, Facebook dikritik karena tidak bisa mengatasi masalah konten disinformasi dan berita pals u yang disebarkan oleh para penggunanya. Salah satu cara yang ditempuh Mark Zuckerberg selaku CEO Facebook untuk mengatasi masalah tersebut adalah berkolaborasi dengan jurnalis dan organisasi media berita untuk mendeteksi disinformasi dalam program third p arty fact checking. Di Indonesia, Facebook bekerjasama dengan organisasi media berita daring yaitu Tirto.id. Facebook akan meminta Tirto.id untuk memeriksa keakuratan konten di Facebook dan menuliskan hasil verifikasi nya dalam bentuk artikel ulasan di situ s Tirto.id. Kerjasama ini menjadi salah satu bentuk jurnalisme kolaborasi antara organisasi media berita dengan perusahaan teknologi. Jurnal ini akan membahas bagaimana jurnalisme kolaborasi dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk menghadapi fenomena disinformasi yang ada di media sosial.
ABSTRACT
In the midst of freedom given by the internet and social media in terms of content creation and instant sharing, the public is faced with a challenge in this digital era of disinformation. As a social media with the most users in the world and has become a source of information, Facebook was criticized for not being able to overcome the problem of disinformation and fake news which has been shared by its users. One way the CEO of Facebook Mark Zuckerbe rg dealt with it was by collaborating with journalists and news media organizations to detect disinformation through third - party fact - checking program. In Indonesia, Facebook collaborate with a news media organization called Tirto.id. Facebook asked Tirto. id to check the accuracy of contents on Facebook and write the verification report to contents on Tirto.id website. The collaboration became one of the forms of collaboration between news media organization and technology company. This journal will discuss how collabo rative journalism could be used to face the phenomenon of disinformation in social media.