ABSTRAK Disertasi ini membahas tinggalan arkeologis keagamaan yang tersebar di wilayah Kabupaten Batang Jawa Tengah. Sejumlah seratus lima belas (115) tinggalan arkeologis keagamaan yang tersebar di sebelas (11) Situs/Kecamatan, Kabupaten Batang menarik untuk dikaji tidak hanya dalam jumlahnya yang banyak, tetapi tinggalan arkeologis keagamaan tersebut tersebar hampir di seluruh Situs/Kecamatan yang menempati Lansekap berupa daratan Pantai, Perbukitan sampai dengan Pegunungan. Sebaran tinggalan arkeologis keagamaan yang terletak pada Lansekap Kabupaten Batang dari tingkat yang paling rendah sampai pada tingkat yang paling tinggi dihubungkan dengan aspek Kosmologi, bahwa alam semesta tersusun dari beberapa tingkat alam.Atas dasar latar belakang masalah tentang keberadaan/letak sebaran tinggalan arkeologis keagamaan yang ditemukan di Kabupaten Batang, dapat dirumuskan masalah, 1. Bagaimanakah pola sebaran tinggalan arkeologis keagamaan pada Lansekap Kabupaten Batang Jawa Tengah, 2. Bagaimanakah letak sebaran tinggalan arkeologis keagamaan dalam hubungannya dengan konsep keagamaan pada Lansekap di Wilayah Kabupaten Batang?. Tujuan penelitian ini adalah untuk merekonstruksi pola sebaran tinggalan arkeologis keagamaan, dalam hubungannya dengan konsep keagamaan pada Lansekap Kabupaten Batang Jawa Tengah. Manfaat penelitian adalah pengembangan pengetahuan tentang hubungan antara tinggalan arkeologis keagamaan pada suatu ruang Lansekap dengan konsep keagamaan sebagai hasil budaya dalam suatu kurun waktu. Pendekatan Arkeologi Lansekap digunakan untuk menganalisis tinggalan arkeologis keagamaan berupa, Prasasti, Pathirtān, Sisa-sisa Bangunan Candi, Arca, Relief, Punden Berundak, Lumpang Batu, Batu Bulat, dan Batu Kenong. Data tinggalan arkeologis keagamaan sebagai teks, selanjutnya ditempatkan pada konteks ruang, waktu dan budaya. Berdasarkan Perspektif Arkeologi Lansekap dapat dinyatakan bahwa, Lansekap di wilayah Kabupaten Batang tidak hanya dimaknai sebagai Lansekap alami, melainkan juga sebagai Lansekap keagamaan. Masyarakat Batang pada awal perkembangan Hindu di Nusantara (abad VII-IX Masehi), telah memaknai atau mempresentasikan bentang wilayahnya sebagai gambaran imajiner tata ruang surga, yang dikenal dalam pandangan Hindu yaitu Saptaloka, meliputi, 1. Bhuhloka/Bhurloka, 2. Bhuwahloka/Bhuarloka, 3. Swahloka/Swarloka, 4.Tapaloka, 5. Janaloka, 6. Mahaloka, dan 7. Satyaloka. ABSTRACT This dissertation discusses religious archaeological remains scattered in the district of Batang, Central Java. Some one hundred and fifteen (115) archaeological remains of religious spread across eleven (11) Site / District, Batang interesting to study not only the numbers that much, but the archaeological remains of the religion spread almost throughout Site / District who occupy the landscape in the form of land beaches, hills up to the mountains. Distribution of religious archaeological remains located at Batang Landscape from the lowest level to the highest level associated with aspects of Cosmology, the universe is composed of several natural level.On the basis of the background of concerns about the presence / location of the distribution of religious archaeological remains found in Batang, can be formulated problem, 1. how the distribution pattern of religious archaeological remains on Landscape Batang, Central Java, 2. how the location of the distribution of the archaeological remains religious in conjunction with the concept Landscape Territory religious in Batang ?. The purpose of this study is to reconstruct the distribution pattern of religious archaeological remains, in conjunction with a religious concept in landscaping, Batang, Central Java. The benefits of the research is the development of knowledge about the relationship between religious archaeological remains on a space Landscape with religious concepts as culture results in a time series.Archeology Landscape perspective is used to analyzis the religious archaeological remains be, Prasasti, Pathirtān, Remains of Candi buildings, Arca, Relief, Punden Berundak, Lumpang Batu, Batu Bulat, and Batu Kenong. Data religious archaeological remains as text, then placed in the context of space, time and culture. Under the Archaeological Landscape Perspectives can be stated that, in the district of Batang Landscape is not only meant as a natural landscape, but also as a religious landscape. Trunk at the beginning of the development community in the Nusantara Hindu (VII-IX century AD), have to interpret or territory spans presented as imaginary spatial depiction of heaven, which is known in the Hindu view that Saptaloka, covers, 1. Bhuhloka/Bhurloka, 2. Bhuwahloka/ Bhuarloka 3. Swahloka/Swarloka, 4. Tapaloka, 5. Janaloka, 6. Mahaloka and 7. Satyaloka. |