ABSTRACT The idea of living in suburbs, surrounding the central business district, is highly desirable in Australia as people long for connection with nature, even when it means they have to travel further for work. In a contemporary city like Perth, explosive population increases the demand to expand the living area and forces the design of the suburbs to adapt to it. As a result, suburbs are losing their initial intention which, if continues without any changes, will alienate people further from their natural environment. This writing is aimed to re-imagine a 12-hectare site in Lefroy Road, Beaconsfield, in three different stages: masterplan, cluster, and studio design; to reconnect people back to their natural environment. By reflecting back to the aboriginal land management in Australia, the site is designed using a regenerative approach, both in agriculture and architecture, to restore the functioning landscape of a suburb. The design proposal will collectively reintroduce native plants and native animals back to the site. This will help in restoring the site to become a functioning landscape in which all elements of nature will perform a mutualistic function that will benefit the people, aligning with the principles of aboriginal land management that had been successful a long time ago in Australia. ABSTRAK Gagasan untuk tinggal di daerah tepi kota, di sekitar kawasan pusat bisnis, lebih dipilih di Australia karena orang merindukan koneksi dengan alam, bahkan walaupun itu berarti mereka harus melakukan perjalanan lebih jauh untuk bekerja. Di kota kontemporer seperti Perth, populasi yang berkembang pesat meningkatkan permintaan untuk memperluas area tempat tinggal dan memaksa desain daerah tepi kota beradaptasi dengan hal tersebut. Akibatnya, tujuan awal daerah tepi kota mulai memudar. Jika hal tersebut berlanjut tanpa ada perubahan, manusia akan menjadi lebih teralienasi dengan lingkungan alam mereka. Karya tulis ini bertujuan untuk membayangkan kembali sebuah lahan seluas 12 hektar di Lefroy Road, Beaconsfield, dalam tiga tahap yang berbeda: masterplan, klaster, dan desain studio untuk menghubungkan manusia kembali dengan lingkungan alam mereka. Dengan merefleksikan kembali pada pengelolaan lahan penduduk asli Australia, lahan tersebut dirancang menggunakan pendekatan regeneratif, baik di bidang pertanian maupun arsitektur, untuk memulihkan fungsi lanskap di daerah tepi kota. Proposal desain akan secara kolektif memperkenalkan kembali tanaman asli dan hewan asli ke lahan tersebut. Hal Ini kemudian akan membantu memulihkan situs menjadi lanskap yang berfungsi di mana semua elemen alam akan memiliki fungsi timbal balik yang akan bermanfaat bagi manusia, selaras dengan prinsip-prinsip pengelolaan lahan yang telah terlebih dahuli sukses dilakukan oleh penduduk asli Australia. |