ABSTRACT Background. Indonesia has the second highest tuberculosis (TB) prevalance in the world. In this TB endemic country, immunocompromised patients, in particular SLE patients are at increased risk of gaining infection. Therefore, it is crucial to identify the risk factors of TB in SLE patients to help clinicians and patients to prevent occurence of TB. Methods. We conduct a case control study of 24 SLE patients with active TB infection and compare it with 24 age and sex matched SLE controls. Data were collected from Cipto Mangukusumo National Hospital from 2012-2016. SLE diagnosis is based on ACR 2012 criteria and all site of TB were included. Patients with comorbidites (diabetes, HIV, CKD) are excluded. Results. Cumulative steroid dose of 2,115±1,368 mg for the last three months significantly correlate with the occurence of TB (p<0.048). Lupus nephritis and administration of pulse steroid in three months elevate the risk of TB (OR=13, OR=9). High level of ESR (81±39 mm/h) compared to control (42+26 mm/h) is associated with the developement of TB. The proportion of extrapulmonary tuberculosis is 33%. Conclusion. Increasing the awareness and cautiousness of SLE patients with these risk factors, especially in TB endemic countries are important to prevent TB. ABSTRACT Latar Belakang. Indonesia merupakan negara dengan prevalensi tuberkulosis tertinggi kedua di dunia. Dalam negara endemik tuberkulosis ini, pasien dengan imunokompromi secara kususnya pasien SLE mempunyai resiko lebih tinggi untuk terkena infeksi TB. Maka itu, adalah penting untuk mengidentifikasi faktor resiko TB pada pasien SLE untuk membantu klinisi dan pasien guna mencegah Tuberkulosis. Metode. Kami melakukan sebuah studi kasus-kontrol dengan 24 pasien SLE yang mempunyai infeksi TB aktif dan membandingkannya dengan 24 kontrol matching umur dan usia. Data didapatkan dari rumah sakit nasional Cipto Mangukusumo dari 2012-2016. Diagnosis SLE berdasarkan kriteria ACR tahun 2012 dan semua situs infeksi TB diinklusikan. Pasien dengan komorbiditas (diabetes, HIV, CKD) dieksklusi. Hasil. Dosis kumulatif kortikosteroid 2,115±1,368 mg selama tiga bulan terakhir berkorelasi secara signifikan dengan kejadian infeksi TB (p<0.048). Keberadaan lupus nefritis dan administrasi pulse kortikosteroid dalam kurun waktu tiga bulan meningkatkan risiko infeksi TB (OR=14, OR=9). Tingginya kadar LED (81±39 mm/h) dibandingkan dengan kontrol (42+26 mm/h) juga berkontribusi secara positif dalam kejadian infeksi TB. Proposi TB ekstrapulmoner adalah 33%. Kesimpulan. Penting untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan terutama pada daerah endemik TB, terhadap pasien SLE dagan faktor risiko diatas upaya mecegah terjadinya TB. |