ABSTRACT In Indonesia, the number of children who commit crimes and stay in Juvenile Prison is increasing every year. Actually, there is a major cause of children committing crimes, which are low self-concept and sufficient attention. Juvenile Prison as an institution that serves to educate criminals must be able to provide what they need, not just to confine and punish them. Open space based on research has proven to have a positive effect on the child's mental healing process (Wilson,1984). Open space is also believed to be a place where children can find identity, because during adolescence, they are incessantly seeking their identity. Therefore, the making of this thesis is to review the use of open space in Tangerangs Juvenile Prison and its effect on the childs mental recovery process. ABSTRACT Di Indonesia, jumlah anak yang melakukan tindakan kriminal dan menetap di penjara anak semakin meningkat tiap tahunnya. Sebenarnya, penyebab utama anak remaja melakukan tindakan kriminal adalah karena rendahnya konsep diri dan kurangnya perhatian. Penjara anak sebagai institusi yang berfungsi untuk membina anak harus bias memberikan apa yang dibutuhkan remaja, bukan hanya untuk menghukum dan mengurung mereka. Ruang terbuka berdasarkan penelitian terbukti mampu memberikan efek positif pada proses penyembuhan mental anak (Wilson,1984). Ruang terbuka juga dipercayaadalah tempat dimana remaja mencari identitas mereka, karena selama masa remaja, mereka sedang marak-maraknya mencari identitas diri. Oleh karena itu, pembuatan skripsi ini adalah untuk meninjau kegunaan ruang terbuka di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Tangerang dan efeknya terhadap proses pemulihan mental anak. |