Deskripsi Lengkap
| Bahasa : | ind |
| Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
| Tipe Konten : | text (rdacontent) |
| Tipe Media : | unmediated (rdamedia); computer (rdamedia) |
| Tipe Carrier : | volume (rdacarrier); online resource (rdacarrier) |
| Deskripsi Fisik : | vii, 99 pages ; 28 cm + appendix |
| Naskah Ringkas : | |
| Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
| Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
- Ketersediaan
- File Digital: 1
- Ulasan
- Sampul
- Abstrak
| No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
|---|---|---|
| S2825 | 14-19-661787770 | TERSEDIA |
| Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20485420 |
Abstrak
ABSTRAK
Setiap manusia memerlukan disiplin diri dalam menjalani kehidupannya sehan-hari. Disiplin diri ini perlu ditanamkan sejak masa kanak-kanak oleh orang tua sebagai lingkungan pertama yang dikenal oleh seorang anak. Orang tua dapat menerapkan pendidikan disiplin dengan cara yang berbeda-beda. Hal ini tergantung pada kepribadian, sejarah perkembangan, belief; pengetahuan, dan gender orang tua. Dhinjau dari sejarah perkembangan, orang tua memiliki kecenderungan untuk menerapkan pendidikan disiplin yang sama dengan yang mereka terima dari or^g tua mereka. Apabila orang tua mengalami kekerasan dalam penerapan disiplin, maka terdapat kemungkinan hal tersebut teijadi lagi di masa kini. Inilah yang disebut the cycle of child abuse (Tynkrrbell, 2001). Bagaimanapun juga, lingkaran kekerasan ini masih berupa kemungkinan yang dapat dicegah. Sehubungan dengan penerapan pendidikan disiplin, penulis bermaksud meneliti bentuk penerapan disiplin yang dilaksanakan oleh orang tua yang memiliki pengalaman kekerasan di masa kecilnya. Untuk membantu mendapatkan gambaran mengenai hal tersebut, penulis juga meneliti hal yang membantu orang tua^ menghentikan lingkaran kekerasan, proses pemilihan strategj penerapan disiplin, dan latar belakang pemilihan strategi trasebut. Guna mendapatkan dasar pengetahuan yang kuat dalam penelitian ini, penulis menyertakan penjelasan mengenai kekerasan pada anak {child abuse) dan ^bat jangka pendek serta panjang. Selain itu, penulis juga menyertakan definisi disiplin (Turner & Helms, 1995; Martin dan Colbert, 1997; Papalia dan Olds, 1995), teori mengenai strategi penerapannya (Nelsen, 1996), dan hal-hal yang mempengaruhi penerapan strategi tersebut (Martin & Colbert, 1997). Dalam pelaksanaannya, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara dan observasi untuk memperoleh data. Penulis mendapatkan data dari tiga orang partisipan dengan karakteristik memiliki pengalaman kekerasan di masa kecil (kecuali kekerasan seksual) dan memiliki anak berusia 2 hingga 5 tahun. Data tiap partisipan dianalisis terlebih dahulu secara mendalam, baru kemudian dilanjutkan dengan analisis secara keseluruhan. Berdasarkan hasil analisis, penulis menyimpulkan bahwa pendidikan disiplin diterapkan melalui dua strategi, yaitu strictness dan positive discipline. Persiapan penerapan strategi tersebut dimulai dengan tumbuhnya kesadaran akan kekurangan pada pendidikan disiplin yang diterapkan oleh orang tua mereka. Bertolak dari haJ tersebut, partisipan mencoba menemukan strategi yang lebih baik untuk diterapkan kepada anak-anak mereka tanpa mengulangi the cycle of child abuse. Para partisipan berhasil memutuskan the cycle of child abuse melalui bimbingan rohani, dukungan dari pasangan, dan perolehan insight dari dalam diri sendiri, Adapun hal yang dijadikan bahan pertimbangan untuk menerapkan suatu strategi disiplin adalah apabila strategi tersebut tidak menggunakan kekerasan dalam memberikan instruksi kepada anak, menyiapkan anak dalam menghadapi tantangan hidup di masa mendatang, mampu menyampaikan maksud partisipan kepada anaknya secara jelas, sesuai dengan karakteristik anak yang diyakini partisipan, dan mampu membantu membina hubungan yang baik dengan anak.
Setiap manusia memerlukan disiplin diri dalam menjalani kehidupannya sehan-hari. Disiplin diri ini perlu ditanamkan sejak masa kanak-kanak oleh orang tua sebagai lingkungan pertama yang dikenal oleh seorang anak. Orang tua dapat menerapkan pendidikan disiplin dengan cara yang berbeda-beda. Hal ini tergantung pada kepribadian, sejarah perkembangan, belief; pengetahuan, dan gender orang tua. Dhinjau dari sejarah perkembangan, orang tua memiliki kecenderungan untuk menerapkan pendidikan disiplin yang sama dengan yang mereka terima dari or^g tua mereka. Apabila orang tua mengalami kekerasan dalam penerapan disiplin, maka terdapat kemungkinan hal tersebut teijadi lagi di masa kini. Inilah yang disebut the cycle of child abuse (Tynkrrbell, 2001). Bagaimanapun juga, lingkaran kekerasan ini masih berupa kemungkinan yang dapat dicegah. Sehubungan dengan penerapan pendidikan disiplin, penulis bermaksud meneliti bentuk penerapan disiplin yang dilaksanakan oleh orang tua yang memiliki pengalaman kekerasan di masa kecilnya. Untuk membantu mendapatkan gambaran mengenai hal tersebut, penulis juga meneliti hal yang membantu orang tua^ menghentikan lingkaran kekerasan, proses pemilihan strategj penerapan disiplin, dan latar belakang pemilihan strategi trasebut. Guna mendapatkan dasar pengetahuan yang kuat dalam penelitian ini, penulis menyertakan penjelasan mengenai kekerasan pada anak {child abuse) dan ^bat jangka pendek serta panjang. Selain itu, penulis juga menyertakan definisi disiplin (Turner & Helms, 1995; Martin dan Colbert, 1997; Papalia dan Olds, 1995), teori mengenai strategi penerapannya (Nelsen, 1996), dan hal-hal yang mempengaruhi penerapan strategi tersebut (Martin & Colbert, 1997). Dalam pelaksanaannya, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara dan observasi untuk memperoleh data. Penulis mendapatkan data dari tiga orang partisipan dengan karakteristik memiliki pengalaman kekerasan di masa kecil (kecuali kekerasan seksual) dan memiliki anak berusia 2 hingga 5 tahun. Data tiap partisipan dianalisis terlebih dahulu secara mendalam, baru kemudian dilanjutkan dengan analisis secara keseluruhan. Berdasarkan hasil analisis, penulis menyimpulkan bahwa pendidikan disiplin diterapkan melalui dua strategi, yaitu strictness dan positive discipline. Persiapan penerapan strategi tersebut dimulai dengan tumbuhnya kesadaran akan kekurangan pada pendidikan disiplin yang diterapkan oleh orang tua mereka. Bertolak dari haJ tersebut, partisipan mencoba menemukan strategi yang lebih baik untuk diterapkan kepada anak-anak mereka tanpa mengulangi the cycle of child abuse. Para partisipan berhasil memutuskan the cycle of child abuse melalui bimbingan rohani, dukungan dari pasangan, dan perolehan insight dari dalam diri sendiri, Adapun hal yang dijadikan bahan pertimbangan untuk menerapkan suatu strategi disiplin adalah apabila strategi tersebut tidak menggunakan kekerasan dalam memberikan instruksi kepada anak, menyiapkan anak dalam menghadapi tantangan hidup di masa mendatang, mampu menyampaikan maksud partisipan kepada anaknya secara jelas, sesuai dengan karakteristik anak yang diyakini partisipan, dan mampu membantu membina hubungan yang baik dengan anak.