Abstract
Kanji ? kuchi merupakan kanji yang memiliki makna mulut. Makna mulut ini adalah makna yang dibawa dari setsumon kaiji yang telah dibuat sejak abad ke-2. Namun, pada abad ke-20, seorang profesor bernama Shizuka Shirakawa menafsirkan kanji ?kuchi sebagai wadah persembahan kepada dewa. Masalah penelitian yang diangkat adalah penafsiran kanji ?kuchi Shirakawa yang berbeda dari setsumon kaiji.
Tujuan penelitian ini adalah mengungkapkan bagaimana langkah penafsiran yang dilakukan oleh Shirakawa sehingga menghasilkan kanji ?kuchi sebagai wadah persembahan kepada dewa. Penelitian ini menggunakan teori hermeneutika Gadamer dengan konsep peleburan horizon untuk melihat penafsiran kanji ?kuchi yang dilakukan oleh Shirakawa.
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah sebuah horizon baru penafsiran kanji ?kuchi yang merupakan sebuah wadah persembahan kepada dewa. Horizon ini membuktikan bahwa penafsiran merupakan suatu hal yang dinamis dan terbuka. Hal ini terlihat dari horizon historis berupa penafsiran kanji ?kuchi sebagai mulut di dalam setsumon kaiji bertemu dengan horizon kekinian Shirakawa berupa konsep mitos dan ritual sihir menghasilkan sebuah horizon baru berupa kanji ? kuchi sebagai wadah persembahan kepada dewa.
......
?Kuchi is a kanji which means mouth. Mouth is a meaning which is brought by setsumon kaiji which was created in the 2nd century. However, in the 20th century, a professor named Shizuka Shirakawa interpreted ?kuchi as a vessel of offering to God. The problem that will be discussed in this research is Shirakawa s different interpretation of ?kuchi from setsumon kaiji.
The purpose of this research is to explain how Shirakawa interprets ?kuchi as a vessel of offering to God. This research applies Gadamer s hermeneutics as a theory and fusion of horizons as a concept to explain Shirakawa s interpretation of?kuchi.
The result of this research is a new horizon in ?kuchi s interpretation which is a vessel of offering to God. This horizon proves that an interpretation is something open and dynamic. This can be seen when a historical horizon which is an interpretation of ?kuchi as a mouth in setsumon kaiji meets Shirakawa s present horizon which is a concept of mythology and magic ritual produce a new horizon which is ?kuchi as a vessel of offering to God.