ABSTRAK Ketetapan MPR Rl Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan OtonomiDaerah; Pengaturan, Pembagian, dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yangBerkeadilan; serta Perlmbangan Keuangan Pusat dan Daerah Dalam Kerangka NegaraKesatuan Republik Indonesia, menetapkan penyelenggaraan Otonomi Daerah yangdilaksanakan dengan memberikan kewenangan luas, nyata dan bertanggung-jawabkepada daerah secara proposional, yang diwujudkan dengan pengaturan, pembagian, danpemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan, serta perlmbangan keuangan pusatdan daerah. Ketetapan ini membuat UU No. 5/1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan DiDaerah digantikan dengan UU No.22/1999 tentang Pemerintahan Daerah.Sementara hadimya otonomi daerah yang lebih luas daripada sebelum ini,menimbulkan banyak tanggapan dari berbagai kalangan, mulai dari yang bernada optimissampai tanggapan-tanggapan pesimis akan kemampuan daerah dalam melaksanakanotonomi daerah ini. Mengingat otonomi daerah sendiri sebagai suatu konsep yang berasaldari kebijakan publik yang dibuat dalam kaitannya dengan kepentingan masyarakatbanyak, maka dianggap penting dan menarik untuk mengetahui lebih jauh bagaimanarespon yang muncul dari individu-individu dalam masyarakat akibat diberlakukannyaotonomi daerah.Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk memperoleh gambaran sikap mahasiswadan anggota DPRD terhadap konsep Otonomi Daerah, khususnya di propinsi KalimantanTengah sebagai salah satu propinsi yang diperkirakan akan meraih kemajuan pesat(kompas, 6 November 2000). Menurut Morgan (1979) pemahaman terhadap sikapdipandang sebagai kunci untuk pemahaman dan kemampuan memperkirakan apa yangakan dilakukan individu.Penelitian ini menggunakan alat berupa kuesioner dengan teknik SemanticDifferential dari Osgood , Suci dan Tannenbaum (1957, dalam Snider & Osgood, 1977),berisi item-item kata sifat yang dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) dimensi, yaitu: dimensievaluasi, potensi, dan aktivitas. Proses face validity dilakukan terhadap alat denganbantuan expert judgement, dan uji reliabilitas terhadap alat dilakukan dengan perhitungan Alpha Cronbach. Penggalian data dilanjutkan dengan menggunakan pendekatan kualitatifberupa teknik Focus Group Discussion untuk memperkaya analisis dan memperolehgambaran dinamika tingkah laku.Dari analisa dan interpretasi data diperoleti tiasil batiwa ada perbedaan sikapyang signifikan antara matiasiswa dan anggota DPRD dalam memaknai konsep otonomidaerati, dimana para anggota DPRD memiliki sikap yang cendemng lebih favorable dalammemaknai otonomi daerah dibanding responden matiasiswa.Setelati didiskusikan ternyata dalam masing-masing kelompok responden sendiriterdapat penyebaran sikap yang sukar disebut tiomogen dalam memaknai konsepOtonomi Daerati yang mungkin disebabkan baik responden matiasiswa dan anggotaDPRD memiliki sikap yang beragam terfiadap makna dan interpretasi otonomi daerati.Selanjutnya, saran untuk perbaikan penelitian adalati memperbanyak jumlah respondenpenelitian dan mengukur sikap dengan metode lain, yang lebiti menggunakan pendekatanthe Message-learning Approach.Aktiimya penelitian ini ditiarapkan dapat bermanfaat bagi pitiak-pihak yang terkaitdengan penyelenggaraan otonomi daerati, pemertiati perkembangan pelaksanaan otonomidaerati, agar melakukan bentuk sosialisasi yang tepat dan mengetatiui masalati yang perludisosiaiisasikan, juga memberikan masukan dan mendorong timbulnya ide-ide baru bagipeneliti lain yang ingin melakukan penelitian lanjut. |