:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Identity work on Islamic activism: playing to miscellaneous crowds in mounting a vehement opposition against the state = Kerja identitas dalam aktivisme Islam: memanfaatkan kerumunan beragam dalam melancarkan oposisi keras terhadap negara

Septa Dinata. AS; Lugina Setyawati Setiono, supervisor; Andi Rahman Alamsyah, examiner; Ricardi S. Adnan, examiner; Nanu Sundjojo, examiner (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019)

 Abstrak

The Ahoks blasphemy case-inspired rally taking place in Jakartas national monument so-called the Aksi 212 (212 Mass Action) or in broader sense the Aksi Bela Islam (the Action of Defending Islam) on December 2, 2016 has greatly encouraged intellectual inquiries into the future of Islam and politics in Indonesia. Its unprecedented repertoire and huge number of participants invited academic inquiries to uncover its impact and the things lying behind these phenomena. This study in particular occasion attempts to shed shining light to the meaning-making aspect of the action by deploying social movement theory. This study argues that collective identity construction played central role in Islamists success in mobilization of Muslims miscellaneous groups to mount vehement opposition against the state. This research takes into account of the facts of exceptional diversities of Indonesian Islam that bears heavy identity workload to the action. The importance of collective identity rested on the fact that the claim to representation of the whole Islam carries on the power of religious authorities. Its heavy identity workload, by extension, rendered tough processes through delicate negotiation and then was subject to compromise. This study found that the keys to these processes were the development of the sameness and differences both in internal and external context. The work on the sameness and differences was overlapping, simultaneous and crosscutting with internal and external context that actively shaped the processes. On the one hand, the work on the sameness was done to internally consolidate the diverse factions of Islam and at the same time to externally bridge their common platform and denominator with the outsiders. On the other hand, the work on the difference was done to externally draw clear boundaries between Islam and non-Islam. Moreover, the difference was important for the activists to build the image of their diverse backgrounds. This study in particular is conducted to both to fill the lack of the previous studies concern on the identity aspect of the action and in broader sense to enrich the attempts to characterize Islamic Activism that is overgeneralized. This research employs qualitative method with in-depth interview, documentation, observation, and secondary data to this end.

Masa aksi kasus penistaan agama Ahok yang terjadi di bilangan Monumen Nasional Jakarta yang disebut Aksi 212 atau dalam julukan yang lebih umum Aksi Bela Islam pada 2 Desember 2016 mendorong penyelidikan intelektual tentang masa depan Islam dan politik di Indonesia. Pola lakunya yang belum pernah terjadi sebelumnya dan jumlah pesertanya yang sangat besar mengundang pertanyaan akademis untuk mengungkap dampaknya dan hal-hal yang ada di balik fenomena tersebut. Studi ini secara khusus mencoba untuk menggali aspek pemaknaan (meaning-making) dari aksi tersebut dengan menggunakan pendekatan teori gerakan sosial. Studi ini berpendapat bahwa konstruksi identitas kolektif memainkan peran sentral dalam keberhasilan para aktivis gerakan tersebut dalam memobilisasi kelompok masa Muslim yang beragam untuk melancarkan oposisi keras mereka terhadap negara. Penelitian ini mempertimbangkan fakta-fakta latar belakang keragaman luar biasa Islam Indonesia yang membuat konstruksi identitas menjadi berat dalam aksi tersebut. Pentingnya identitas kolektif bertumpu pada kenyataan bahwa klaim atas representasi seluruh Islam memberikan kuasa berupa otoritas keagamaan. Beban kerja identitasnya yang berat, lebih lanjut, menghasilkan proses yang sulit melalui negosiasi yang alot dan kompromistis. Studi ini menemukan bahwa kunci dari proses ini adalah pengembangan kesamaan dan perbedaan baik dalam konteks internal maupun eksternal. Kerja-kerja membangun kesamaan dan perbedaan berlangsung secara tumpang tindih, simultan dan beririsan dengan konteks internal dan eksternal yang secara aktif ikut mempertajam proses tersebut. Di satu sisi, kerja membangun kesamaan ini dilakukan untuk secara internal mengkonsolidasikan faksi-faksi Islam yang beragam dan pada saat yang sama untuk menjembatani platform bersama mereka dengan pihak luar. Di sisi lain, kerja-kerja menegaskan perbedaan dilakukan untuk menegaskan batas-batas yang jelas antara Islam dan non-Islam. Selain itu, perbedaan itu penting bagi para aktivis untuk membangun citra latar belakang mereka yang beragam. Studi ini khususnya dilakukan untuk memperkaya studi sebelumnya yang tidak memiliki perhatian pada aspek identitas dan dalam konteks yang lebih luas untuk memperkaya upaya untuk membangun karakter Aktivisme Islam yang kesimpulannya masih belum didukung oleh data yang mumpuni. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan wawancara mendalam, dokumentasi, observasi, dan data sekunder untuk tujuan ini.

 File Digital: 1

Shelf
 T53387-Septa Dinata.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : T53387
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
Program Studi :
Bahasa : eng
Sumber Pengatalogan : LibUI eng rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : xi, 119 pages : illustration ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T53387 15-21-385341257 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20488678