Deskripsi Lengkap

Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
ISSN : 19079605
Majalah/Jurnal : JANTRA: Jurnal sejarah dan budaya
Volume : Vol. 3, No, 1 Juni 2018: Hal. 25-41
Tipe Konten : text (rdacontent)
Tipe Media : unmediated (rda media)
Tipe Carrier : volume (rdacarrier)
Akses Elektronik : https://jantra.kemdikbud.go.id/index.php/jantra/article/view/61
Institusi Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lt 4, R. Koleksi Jurnal
 
  •  Ketersediaan
  •  File Digital: 0
  •  Ulasan
  •  Sampul
  •  Abstrak
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
400 JANTRA 13:1 (2018) 03-19-170755179 TERSEDIA
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20488874
 Abstrak
This study looks at the toponym of Jember in relation to its history and the Pendalungan sub-culture?a mixture between Javanese and Madurese culture.This sub-culture is found in the Horseshoe area of East Java.The data were drawn from library research, observation, and interviews with various people, such as the local authorities, academicians, historians, andexperts in culture. The result of this study indicates that the Jemberese can have cross-cultural competence that has a bargaining position if they could ?engineer? their cultural diversity both historically and aesthetically. Being the characteristics of people living the Horse shoe area, Pendalunganis an interesting research object which is still an open discourse. The role of the public, historians, and the government is needed to preserve the Pendalungan in Jember without changing the steady cultural order. ......Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis asal-usul nama ?Jember? dari historitas Jember dan Pendalungan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pengumpulan data menggunakan teknik kepustakaan, pengamatan, dan wawancara mendalam dengan pemerintah daerah, dosen, sejarawan, dan budayawan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Jember memiliki cross cultural yang memiliki bargaining position tinggi apabila mampu mengolah keberagaman budaya yang ada secara historis dan estetis. Pendalungan sebagai karakteristik masyarakat tapal kuda, merupakan kajian menarik dan terbuka terhadap diskursus. Peran masyarakat, sejarawan, dan pemerintah sangat dibutuhkan untuk melestarikan perpaduan budaya yang ada di Jember tanpa mengubah tatanan yang sudah ajeg. Tidak ada budaya yang benar-benar asli, namun tidak dapat pula bersikap pragmatis melalui politik kebudayaan. Melainkan, memberikan gerak bagi kebebasan budaya Pendalungan untuk tetap membaur menjadi etnis Jawa atau pun etnis Madura