:: UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Negosiasi ruang pada industri konfeksi berbasis hunian di Permukiman Tambora = Spatial negotiation of garment home-based Industry in Tambora settlement

Friska Lirenzsa; Evawani Ellisa, supervisor; Amira Paramitha, supervisor; Ova Candra Dewi, examiner ([Publisher not identified] , 2019)

 Abstrak

ABSTRAK

Menurut BPS 2017, Tambora merupakan salah satu area terpadat di Jakarta dengan jumlah penduduk 260.100 orang di dalam area seluas 5,4 km2. Salah satu hal yang menonjol di Tambora adalah keberadaan industri konfeksi berbasis hunian sebagai salah satu aktifitas ekonomi informal yang lazim ditemukan. Di dalam satu gang, kita dapat menemukan beberapa hunian yang melakukan kegiatan industri konfeksi di dalamnya. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana para aktor dalam industri konfeksi berbasis hunian menegosiasi ruang untuk memenuhi kegiatan bekerja dan bertinggal dalam ruang yang terbatas. Mereka menegosiasi ruang dengan cara melakukan satu kegiatan di area yang sama terus-menerus, membagi-bagi fungsi ruang, dan meletakan objek-objek tertentu yang mendefinisikan kegiatan. Para pemilik usaha membangun rumah bertingkat dan secara ukuran lebih besar untuk menginjeksi aktifitas bekerja tanpa mengganggu privasi yang dibutuhkan oleh tiap keluarga. Proses negosiasi diekspansi hingga ke ruang publik sebagai respon dan adaptasi terhadap kesesakan di dalam hunian. Studi dilakukan untuk menonjolkan hubungan antara proses interupsi domestik dengan industri konfeksi berbasis hunian hingga ke area publik yang membentuk respon serupa sebagai karakteristik satu permukiman. Karakteristik yang terbentuk dapat digunakan untuk mengidentifikasi pola permukiman dan memperbaikinya dengan menonjolkan industri konfeksi berbasis hunian sebagai salah satu kekhasan Tambora.


ABSTRACT
With the population is 260.100 (BPS 2017) and covers the area of 5.4 km2, Kampung Tambora was one of the highest density urban areas in Jakarta. This settlement is well known for its confection home-based industry that supports the livelihood of the community. In one alley, we can find several houses run the business of confection industry. Inside the house, women and men work and live together by means of negotiation with the limited space. This study aims to understand how all actors in confection home-based industry negotiate the space, as they have to fulfill both the domestic and working needs in a limited space. The study shows how they negotiate using spatial practice, placement of space function, and arrangement of objects to define the activities. They also create multi-stories house to inject working activities without interrupting the privacy of domestic needs. The negotiation process expanded into the communal alley as their way to adapt and cope with crowding. Therefore, this study also reveals how the domestic activities inside the house spatially interrupted the alley, which is considered as the public domain. As similar response done by other houses, this process of negotiation characterized the way of living at Kampung Tambora. The finding of this study in Kampung Tambora can be used to identify the pattern of home-base industry settlement and improve the living condition of similar type of settlements in other high dense kampungs in Jakarta.

 File Digital: 1

Shelf
 S-Friska Lirenzsa.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : S-pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2019
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : xiii, 73 pages : illustration ; 28 cm
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S-pdf 14-21-713919250 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20489678