Seiring dengan perkembangan jumlah penduduk di dalam suatu wilayah pada suatu daerah pesisir akan berbanding lurus dengan kebutuhan air bersih. Namun hal yang biasa terjadi adalah terdapatnya ketidakseimbangan antara ketersediaan air dan kebutuhan air, untuk mencapai aspek tersebut di masa yang akan datang maka diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mencapai target kebutuhan air di daerah pesisir. Tetapi air laut masih memiliki kandungan TDS (Total Dissolved Solid) dan salinitas yang cukup tinggi sehingga tidak layak pakai. Untuk mendesalinasi air laut harus menaikkan temperature air laut sampai kondisi di atas temperature saturasinya. Pada penelitian ini akan dibahas tentang bagaimana pengaruh tekanan kondenser dan konsentrasi kadar garam tehadap specific aquades production dan specific energy consumption untuk membuktikan seberapa mampu dan efisien metode throttling process dalam menghasilkan air akuades yang nantinya diharapkan dapat membantu keterediaan air untuk memenuhi kebutuhan air.
Along with the development of the population in a region in a coastal area will be directly proportional to the need for clean water. But the thing that usually happens is that there is an imbalance between water availability and water needs, in order to achieve this aspect in the future, further research is needed to achieve the water demand target in coastal areas. But sea water still has a high Ts (Total Dissolved Solid) content and salinity so it is not suitable for use. To desalinate sea water must increase the sea water temperature until conditions are above the saturation temperature. In this study, we will discuss how the influence of condenser pressure and salt concentration on specific aquades production and specific energy consumption to prove how capable and efficient the throttling process is in producing aquadest water which is expected to help provide water to meet water needs |