:: UI - Disertasi Membership :: Kembali

UI - Disertasi Membership :: Kembali

Praktik penciptaan jalinan sosial (sociality) Tariqah Alawiyah bagi Kaum Alawiyyin di Kepulauan Maluku = The Practice of Creating Social Relationship of Tariqah Alawiyah for Alawiyyin in the Maluku Islands

Ikhtiar Hatta; Yasmine Zaky Shahab, promotor; Tony Rudyansjah, co-promotor; Ho, Engseng, co-promotor; Johanna Debora Imelda, examiner; Dody Prayogo, examiner; Muhaimin A.G., examiner; Muhammad Luthfi, examiner; Semiarto Aji Purwanto, examiner; Prihandoko Sanjatmiko, examiner (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019)

 Abstrak

Kajian ini memperbincangkan tentang masyarakat polietnik dalam memaknai dan menjalani sifat paradoks dari identitas dan kesukubangsaannya dalam jalinan sosial (sociality). Berbeda dengan pemaknaan kultural yang melihat hubungan antara sukubangsa yang bersifat polietnik dapat tetap berlangsung didasarkan pada refleksi prinsip saling membutuhkan atau simbiosis mutualis, dan menempatkan proses pertukaran yang kongkrit, seperti uang, prokreasi (perkawinan dan keluarga), perdagangan dan material lainnya memiliki bentuk sosial dalam mengkonstitusi kehidupan sosial; penelitian ini justeru melihat bahwa perbedaan identitas bahkan sampai pada kondisi paradoks identitas dan kesukubangsaan, tidak diatasi dengan menginternalisasi nilai dan kekuatan di luar dari identitas itu sendiri, tetapi justeru mengaktif sifat dasar dari identitas itu sendiri yakni perbedaan. Artinya perbedaan dimaknai bukan sebagai penghalang mewujudkan keberlangsungan kehidupan sosial, bakan menjadi utama dalam menjaga keberlangsungan sosial. Dengan keberadaan kategori-kategori sosial---baik yang baru dibentuk ataupun yang diinternalisasi dari nilai-nilai leluhur---sebagai identitas baru sebagai bagian dari identitas yang bersifat ascribed status dapat berfungsi mewadahi eksistensi aktor dalam praktek-praktek sosialnya. Bukan sebaliknya perbedaan identitas yang dipahami bersifat oposisional dan pemaknaannya bersifat menegasikan dan mutlak sebagai perbedaan. Kajian ini merupakan studi etnografi yang didukung dan mendapatkan pengayaan dari studi historis melalui penelusuran dokumen. Data yang diperoleh dengan menggunakan metode etnogafi menekankan observasi partisipasi (partisipan observation) dan wawancara mendalam (in-depth interview).
Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa, perwujudan perbedaan yang integratif melalui kategori-kategori budaya bukan merupakan batas pembeda identitas ingroup atau outgroup, tetapi sebagai jarak ikatan sosial yang masih memiliki keterkaitan dengan identitas utama. Identitas aktor di dalam kategori-kategori budaya tersebut adalah alterity dari eksistensi, artinya merupakan cara aktor mengidentifikasi dirinya dengan mengambil jarak dari budaya dan identitas orang lain, tanpa harus menuntut kesamaan dengan penduduk lokal untuk dikatakan sebagai penduduk lokal. Aktor senantiasa memiliki kebebasan untuk menjauh, mendekat atau pun meninggalkan identitas itu. Di dalam memaknai jarak identitasnya di tengah eksistensi aktor dalam kehidupan sosial terefleksikan pada nilai akhlakukkharimah, berwujud praktek keramah-tamahan, ajaran memberikan tanpa mengharap balasan langsung, karomah. Dengan demikian akhlakulkharimah tidak hanya sebagai kesadaran historis dari Rasulullah tetapi bersifat intensional dalam menciptakan jalinan ikatan sosial yang berfungsi melanjutkan kehidupan sosial dan menjaga keterhubungannya sebagai bagian dari kaum Alawiyyin.

This study discusses polyethnic society in interpreting and undergoing the paradoxical nature of their identity and nationality in social life (sociality). This is contrast to cultural meanings that see the relationship between ethnic groups that can be polyethical can continue to take place based on a reflection of the principle of mutual need or mutual symbiosis, and place a concrete process of exchange, such as money, procreation (marriage and family), trade and other material constituting a social process. This study actually sees that differences in identity even reach the condition of the identity and ethnicity paradox, not overcome by internalizing values and forces outside of the identity itself, but rather activating the basic nature of identity itself, namely the difference. This means that differences are interpreted not as a barrier to realizing the continuity of social life, but can be the main factor in maintaining social sustainability. With the existence of social categories --- both newly formed and internalized from ancestral values --- as new identities as part of identity which are ascribed status can function to accommodate the existence of actors in their social practices. It is not the opposite of differences in identity that are understood to be oppositional and their meanings are negating and absolute as differences. This study is an ethnographic study supported and gained enrichment from historical studies through document searches. Data obtained using the ethnogafi method emphasizes observation of participation and in-depth interviews.
The findings of this study indicate that, the embodiment of integrative differences through cultural categories is not a distinguishing limit of ingroup or outgroup identity, but as a distance between social ties that still have a connection with the main identity. The identity of the actors in these cultural categories is the alterity of existence, meaning that the way the actor identifies himself by taking distance from the culture and identity of others, without having to demand equality with the local population as local residents. Actors always have the freedom to stay away, approach or leave that identity. In interpreting the distance of his identity in the midst of the existence of actors in social life, it is reflected in the akhlakukkharimah value, in the form of the practice of hospitality, the teaching provides without expecting a direct reply, karomah. Thus akhlakulkharimah is not only a historical awareness of the Prophet but is intentional in creating a fabric of social bonds which functions to continue social life and maintain its connection as part of the Alawiyyin.

 File Digital: 1

Shelf
 D2778-Ikhtiar Hatta.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : D2778
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : xviii, 435 pages : illustration ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
D2778 07-20-727597436 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20491389