Masyarakat Hindu-Bali merupakan masyarakat yang memiliki ciri religius. Adanya ciri-ciri tersebut menjadikan kehidupan masyarakat itu sendiri tidak terlepas dari tradisi, seni-budaya, ritual, dan berbagai nilai yang terkandung dalam ajaran Agama Hindu-Bali sendirian. Kedatangan modernisasi yang dibawa oleh tingginya aktivitas pariwisata berjalan seiring waktu di pulau Bali nyatanya menimbulkan ketakutan tersendiri (meski tidak secara eksplisit) bagi masyarakat dalam mempertahankan ciri atau identitas Bali mereka. Salah satu upaya yang dirasa bermanfaat adalah dengan terus melaksanakan ritual adat dan agama, termasuk peraturan Banten Canang Sari. Secara tidak langsung, membentuk makna yang berasal dari stimulasi yang dianggap bermanfaat oleh masyarakat situasi modernisasi saat ini. Dari sini maknanya ada dalam ritual pengaturan Banten Canang Sari relevan dengan permasalahan masyarakat. Ritual peraturan Banten Canang Sari sendiri merupakan simbol religiusitas dalam upaya masyarakat mempertahankan karakteristik Bali mereka. The Hindu-Bali community is a society that has religious characteristics. The existence of these characteristics makes the life of the community itself inseparable from traditions, arts-culture, rituals, and various values ​​contained in the teachings of the Hindu-Balinese Religion alone. The arrival of modernization brought about by high tourism activity goes hand in hand The time on the island of Bali in fact caused its own fear (although not explicitly) for the people in maintaining their Balinese characteristics or identity. One effort that has been deemed beneficial is to continue to carry out traditional and religious rituals, including the Banten Canang Sari regulations. Indirectly, forming meaning that comes from stimulation that is considered beneficial by society the current modernization situation. From here the meaning is in the ritual setting of Banten Canang Sari which is relevant to community problems. The Banten Canang Sari ritual ritual itself is a symbol of religiosity in the community's efforts to maintain their Balinese characteristics. |